Siapa sih yang tidak suka dengan buah durian? Sebagian besar masyarakat kita pasti menyukai buah ini. Buah durian umumnya dijadikan sebagai dessert yang segar atau pancake yang menggoda lidah. Namun, siapa sangka jika di Jambi buah durian ini dapat diolah menjadi hidangan lauk yang dapat disantap bersama nasi putih.
Jambi Bangga Punya Tempoyak
Nah, pada tulisan kali ini, penulis akan membahas tentang makanan khas daerah Jambi. Mengapa daerah ini? Penulis terinspirasi dengan beberapa makanan yang disajikan pada saat diselenggarakannya Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional 2016 (PPN dan PPDNR), yang diadakan di Lapangan Kantor Walikota Jambi tanggal 3 – 7 Agustus 2016. Bagi para jiwa yang suka kuliner, mungkin ada yang tahu apa saja makanan khas daerah ini? Jambi memiliki beberapa makanan khas yang sudah melegenda seperti tempoyak, nasi gemuk khas Jambi, kue burgo, gulai tepek ikan, gulai patin, serta beberapa makanan khas lainnya.
Salah satu makanan yang berhasil mengundang rasa penasaran penulis adalah tempoyak. Ada yang tahu seperti apa makanan ini ? atau ada yang sudah pernah mencicipi dan bagaimana rasanya? Tempoyak adalah masakan yang dibuat dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak biasanya juga dibuat dari durian dengan campuran ikan segar dari Sungai Batanghari.
Cara Membuat Tempoyak
Apakah kalian penasaran bagaimana cara membuat tempoyak ini? Yuk, kita cari tahu.
- Hal pertama yang perlu disiapkan adalah buah durian yang matang tapi jangan yang terlalu monthong karena banyak mengandung air dan gas.
- Pisahkan biji durian dari dagingnya, karena yang kita butuhkan adalah dagingnya.
- Berilah sedikit garam untuk memberi rasa asin pada daging durian, tanpa menghilangkan rasa manisnya, lalu aduk sampai merata.
- Tambahkan sedikit cabai rawit yang sudah diulek. Aduk daging durian sampai rata. Selain menambah rasa pedas, cabai rawit juga mempercepat proses fermentasi.
- Setelah selesai, simpan daging durian yang sudah diaduk tadi di dalam wadah tertutup (stoples) pada suhu ruangan, dan simpan selama 3-5 hari untuk proses fermentasi.
Nah, sudah tahu kan bagaimana cara membuat tempoyak? Bagi kalian yang masih merasa penasaran bisa langsung praktik di rumah. Tugas kita sebagai masyarakat yang multikultural wajib melestarikan masakan warisan leluhur yang kaya akan cita rasa ini. Kita juga patut berbangga bahwa di Indonesia tersedia banyak sekali makanan/masakan unggulan, tetapi sayang masih banyak yang belum dikenal di kancah global. Nah, tugas siapa lagi untuk memperkenalkan ke masyarakat global kalau bukan dari kita? Yuk, bantu nama Indonesia semakin harum di dunia internasional melalui promosi masakan unggulan daerah. Tetap lestarikan warisan budaya bangsa, karena bersama kita bisa.
Telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang sampai Merauke yang memiliki berbagai macam suku, bahasa, serta warisan luhur tentang seni dan budaya yang beraneka ragam, hal ini harusnya dapat mendorong kita untuk menjaga dan melestarikannya. Dari sekitar 17.504 pulau di Indonesia, tentunya masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari budaya, adat-istiadat, sampai makanan khas daerahnya. Wah, bisa kita bayangkan betapa kayanya negeri kita tercinta ini? Kalau masih kurang bangga sama Indonesia, duh kebangetan.
Beberapa cara untuk membangun Indonesia bisa bermula dari hal kecil dengan melestarikan warisan budaya, seperti mencintai produk dalam negeri, menjaga resep masakan unggulan daerah, atau dapat juga dengan ikut mempromosikan kekayaan cita rasa masakan dan produk Indonesia, serta memperkenalkannya ke masyarakat global. Mari kita cintai produk dalam negeri, serta resep masakan warisan asli bangsa Indonesia. Mari bangga punya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H