Pagi ini sang surya tampak malu untuk memancarkan sinarnya. Derai rintik hujan menyambut pagi bak syukur nikmat yang tiada tara. Langit kelabu memudar menjadi terang seakan memberikan asa masa depan yang bercahaya. Semangat perjuangan berderang layaknya menyambut kemerdekaan negeri tercinta. Kesejukan angin sepoi memberikan semangat bagi jiwa yang suka berkelana. Jiwa yang kosong bergegas berdiri tegap siap menantang dunia.
Situasi Kota Jambi pada Rabu siang itu, tanggal 4 Agustus 2016 tampak berbeda. Pusat keramaian seakan berpindah ke Lapangan Kantor Walikota Jambi di Jl. Jenderal Basuki Rachmat No. 01, Kel. Paal Lima, Kec. Kota Baru, Jambi. Masyarakat berbondong-bondong datang bak berkumpul di lapangan. Ada apakah gerangan? Ternyata saat itu sedang berlangsung acara Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPN dan PPDNR) 2016. Acara ini berlangsung dari tanggal 4 – 7 Agustus 2016.
Sinar surya mulai tersenyum lebar dan rasa kehangatannya mulai terasa. Pancaran kehangatan itu bak semangat masyarakat menyambut dibukanya acara Pangan Nusa 2016. Acara ini dihadiri oleh beberapa jajaran Pejabat Eselon 1 dan 2 Kementerian Perdagangan serta pejabat daerah Kota dan Provinsi Jambi. “Prook… prook… prook…”, tepuk riuh penonton mulai gaduh saat Ibu Srie Agustina (Sekjen Kemendag) membuka acara ini.
“Memotivasi daerah khususnya kalangan generasi muda agar dapat membangkitkan kecintaan dan kebanggaan terhadap produk dalam negeri melalui visualisasi serta peragaan produk-produk unggulan nasional yang berkualitas”, ungkap Sekjen Kemendag. Merujuk pada ungkapan tersebut, dalam Pameran Pangan Nusa 2016 juga diselenggarakan lomba masak dan pemberian bantuan kepada para pelaku usaha. “Dag… dig… dug… dweerr….”, itulah perasaan para peserta lomba ketika pemenang sedang diumumkan dan saat itu juga tiga sosok penerima bantuan usaha berdiri di atas panggung. Pehatian penulis bak terpaku pada tiga sosok laskar pejuang UMKM yang mendapatkan bantuan dari Kemendag.
Senyum Laskar Pejuang UMKM
Pak Abiyanto merupakan pedagang cakwe dan juru masak di salah satu hotel di Kota Jambi. Bapak dengan empat anak ini sangat senang menggeluti pekerjaannya. “Saya sangat senang dengan pekerjaan saya, karena dengan ini saya dapat membiayai anak-anak saya untuk bersekolah”, ungkapnya dengan tersenyum. Setiap jam 2 pagi Pak Abi mulai bersiap-siap untuk berdagang cakwe. Setiap hari beliau berdagang dari jam 4 sampai jam 9 pagi. Dan setelah itu beliau berlanjut menjadi juru masak di salah satu hotel di Kota Jambi. Derai keringat yang beliau keluarkan tak memberikan rasa penyesalan, justru itulah obor perjuangan yang beliau kobarkan. Yuliawati (38), istri dari Bapak Abi juga turut serta mendampingi suaminya saat menerima bantuan berupa tenda untuk usaha cakwe. Senyum bahagia tampak terlihat di wajah pasangan ini. “Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan yang telah membantu memperlancar usaha saya dengan memberikan bantuan tenda jualan”, tutur Pak Abi terharu.
Perjuangan Pak Abi akan terus berlanjut hingga anak-anaknya dapat mencapai kesuksesan di masa yang akan mendatang. Doa dan usaha dia lakukan, karena dia sadar bahwa Tuhan ikut andil dalam setiap langkahnya. Tidak ada perjuangan yang sia-sia, beliau bercerita bahwa saat ini beliau juga mendapatkan banyak tawaran kerja sama dari pelaku usaha lain untuk membantu menjadi juru masak di rumah makannya. Beliau menyadari bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab akan berbuah manis pada akhirnya. Beliau berani bermimpi bahwa suatu saat dapat mendirikan sebuah rumah makan yang besar untuk menyalurkan hobinya. “Semoga impian saya mendirikan sebuah warung makan yang besar akan terwujud”, pungkas beliau dengan nada penuh keyakinan. Dan tak henti-hentinya beliau mengucapkan syukur atas bantuan dari pemerintah yang beliau dapatkan.
Berpakaian rapi tapi tetap terlihat seperti Mbok Jamu, Sumartini, seorang ibu penjual jamu gendong mendapat bantuan berupa sepeda jamu. “Saya merasa sangat bersyukur dan senang karena pemerintah memperhatikan dan mau membantu kami sebagai pedagang kecil”, pungkasnya dengan perasaan terharu. Ibu Sumartini sudah lima belas tahun menggeluti profesi sebagai tukang jamu di Kota Jambi. Sehari-hari beliau membantu kebutuhan rumah tangganya dengan berjualan jamu keliling. Pada saat penyerahan bantuan, Ibu Sumartini didampingi oleh suaminya. “Saya berharap pemerintah akan selalu membantu pedagang kecil mengembangkan usahanya, terima kasih”, ungkap beliau.