Di jenjang SMP dan SMA, permasalahan yang ditemukan cenderung sama yaitu, meningkatnya adiksi terhadap smartphone. Jika pada jenjang SD, kekosongan waktu ketika BDR diisi dengan bermain, siswa pada jenjang SMP dan SMA mengisinya dengan memainkan smartphone.Â
Adiksi smartphone adalah proses pembiasaan yang terjadi karena tidak adanya penguatan negatif, yaitu hal yang membuat seseorang menjadi mengurangi penggunaan smartphone. Ketergantungan ini dimulai dengan kebiasaan memeriksa smartphone secara rutin dan biasanya dijadikan pelarian dari kehidupan nyata (Choi, 2015).
Efek yang muncul adalah siswa tidak bisa dipisahkan terlalu lama dari smartphone, sehingga ketika KBM di kelas, siswa masih sering memainkan smartphone. Ketika ada kegiatan outing seperti kemah, siswa gelisah karena jaringan sulit.Â
Efek lain yang lebih parah dari adiksi smartphone adalah siswa mulai mengenal pornografi. Hal ini karena tidak ada pendampingan yang terarah, pengenalan dan pemahaman awal tentang pendidikan seks.
Meskipun demikian, artikel ini hanya mengungkapkan bagian yang sangat kecil dari kondisi pendidikan Indonesia. Untuk mendapatkan kondisi psikologis siswa pasca pandemi memang diperlukan asesmen seperti yang dilakukan IPK Indonesia di awal pandemi.Â
Hal ini agar terdapat gambaran bagaimana kondisi psikologis siswa pasca pandemi dan bisa membantu menentukan langkah yang harus diambil oleh pendidik agar KBM secara tatap muka menjadi efektif seperti sebelum pandemi.
Source:
Choi, N. (2015). The effect of a smartphone addiction education program for young adult females. International Journal of u- and e- service, science and technology, Vol. 8(12), 277 -- 284
Marfuah, S. (2021). Konseling kelompok untuk menurunkan stres akademik pada siswa sms. Thesis
Prasetyaningtyas. (2021). Pelaksanaan belajar dari rumah (bdr) secara online selama darurat covid-19 di smp n 1 semin. Jurnal Karya Ilmiah Guru, vol. 5(1), Edisi Khusus KBM Pandemi COVID-19
Zuhara, S., Rahmawati., & Handoyo., A. W. (2021). Pengaruh teknik token ekonomi terhadap perilaku belajar siswa untuk mengurangi perilaku off task. Jurnal Pendidikan, vol. 2(2)