Mohon tunggu...
Mifthakhu Surur
Mifthakhu Surur Mohon Tunggu... -

Bacalah dengan Nama Tuhanmu...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Asap Tebal

8 Mei 2011   11:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berlari ditengah jalan terhenti
Berjalan dipadang ilalang penuh duri
Menyampar kaleng rongsok berbau nanah babi
Lagi aku melihat pungkiran-pungkiran janji

Jendela kota telah dibuka
Tangis burung meremuk jemari
Dan aku mendengar kucuran doa anak dan para istri

Tiba-tiba sekumpulan armada memercikan dosa
Rahasia telah terbuka
Asap-asap kota menjulang dengan biasa
Membunuh segenap harapan bangsa

Langkah-langkah darah daging tak berdaya
Tersandung telapak-telapak demokrator yang mengepal
Dan keserakahan kebikjasanaan
Yang tertutup gedung tinggi beratap tebal

Aku mencoba mengerti semua situasi
Apa dan untuk siapa maksud dari negeri ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun