Ramadan memang akan berlalu namun masih ada waktu untuk menjadikan Lebaran tidak sekadar bermakna bagi diri sendiri dan keluarga, melainkan bagi orang lain seperti anak yatim dan piatu.
Kamu yang ingin berbagi Lebaran bersama anak yatim bisa meniru apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat Idulfitri.
Syahdan, di suatu Lebaran, Rasulullah yang berniat menjalankan Salat Ied tertarik pada seorang anak yang menangis di hari raya. Suatu hal yang tak lazim mengingat di hari Idulfitri anak seusianya sedang bersuka ria.
Nabi Muhammad kemudian memanggil anak itu dan menanyakan, kenapa dia menangis? Rupanya, anak tersebut adalah seorang yatim dari ayah yang gugur dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah.
Sementara, ibunya yang menikah lagi mengusirnya dari rumah setelah merampas seluruh harta warisannya.
Si bocah lelaki yang tidak mengenal Nabi Muhammad tersebut mengaku sedih karena lapar, tidak punya cukup pakaian dan rumah.
Belum lagi, bayangan tentang ayahnya senantiasa muncul ketika dia melihat teman sebayanya bermain bersama ayahnya.
Muhammad yang tergugah hatinya kemudian mengajaknya masuk ke dalam rumahnya. Si anak yatim tersebut kemudian diberi pakaian, diberi makan dan dirawat dengan baik. Bahkan, Rasulullah mengangkatnya sebagai anak.
Akhirnya, di hari kemenangan umat Islam, si anak yatim juga dapat merasakan kebahagiaan dan kehangatan Lebaran.
Dalam kisah yang dituturkan Anas Bin Malik, anak ini merupakan orang yang sangat terluka hatinya ketika Nabi Muhammad wafat.
Tidak ada salahnya mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Selain merayakan bersama keluargamu, cobalah untuk mengundang anak yatim datang ke rumahmu untuk turut menikmati sajian Lebaran yang kamu punya.