Lebaran adalah harinya semua orang.Â
Bagi umat muslim, Idul Fitri tentu jadi hari yang istimewa. Ini adalah garis finsih setelah 30 hari berjuang dalam lomba maraton menahan lapar, haus dan hawa nafsu.
Berkah Lebaran juga tidak pandang usia. Anak kecil senang karena akan ada banyak makanan enak, teman sebaya, permainan dan tentunya hadiah-hadiah yang bisa mereka dapatkan saat Lebaran.
Sementara bagi orang dewasa, Lebaran artinya istirahat dari rutinitas untuk sejenak menikmati suasana keluarga yang hangat di kota maupun di kampung halaman.
Bagi orang tua, Lebaran menjadi waktu melepas rindu karena bisa bertemu dengan anak-cucu yang merantau mengadu nasibnya.
Namun, Ramadan juga bisa menjadi berkah bagi mereka yang tidak secara langsung merayakannya. Sebab, saat lebaran, non-muslim juga mendapat hari libur yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat atau traveling.
Tidak hanya itu, saat Lebaran setiap pekerja juga mendapatkan tambahan pendapatan karena adanya Tunjangan Hari Raya (THR).
Istilah orang bule, Lebaran itu "Gift that keeps on giving". Maksudnya, Lebaran itu seperti hadiah yang secara berulang dan terus menerus membangkitkan perasaan bahagia yang muncul saat perta kali mendapatkan hadiah.
Baca Juga: Mudik Lewat Pantura, Siap-siap Kenyang Kampanye Politik
Semua Orang Punya Jatah Masing-masing
Karena saya tidak merayakan Idul Fitri secara langsung, saya tidak pernah menerima hadiah Lebaran secara khusus. Paling banter, mendapatkan kiriman berupa ketupat, opor ayam dan rendang dari tetangga. Atau, beberapa hari sebelum libur Lebaran, saya akan membawa pulang bingkisan dari tempat bekerja berupa parsel Lebaran.
Memang, (jika bisa dikatakan sebagai hadiah) meski semua pemberian itu sudah bisa membuat saya senang, tetapi semuanya tidak bisa disebut sebagai hadiah yang spesial.
Namun, Lebaran tahun ini jauh berbeda. Rupanya, semua orang, baik muslim maupun non-muslim yang tidak merayakan Lebaran, punya jatah kado lebaran spesialnya sendiri. Dan, semua hadiah istimewa tersebut disimpan sementara waktu untuk diberikan di momen yang tepat.
Pada Lebaran tahun ini, rupanya menjadi giliran saya untuk mendapatkan kado spesial tersebut. Kado ini spesial bukan hanya karena sudah dirindukan sejak lama dan muncul pada waktu yang
tepat, melainkan juga diberikan oleh pemberi yang paling istimewa yakni pemilik kehidupan itu sendiri.
Begitulah, Lebaran tahun ini akhirnya menjadi sangat istimewa karena kehadiran sang buah hati. Usia kandungan yang mencapai tujuh bulan lebih menjadi suatu kabar gembira yang akhirnya muncul setelah dua tahun lebih mengarungi samudera pernikahan.
Tidak hanya saya, Lebaran bahkan memberikan berkahnya bagi sang jabang bayi yang belum lahir sekalipun. Ceritanya, istri saya adalah seorang wanita pekerja di bidang media. Beban kerjanya bisa dibilang tidak ringan untuk seorang perempuan yang mengandung.
Untungnya, di periode ketika kandungannya semakin membesar dan membuat sang ibu dari jabang bayi semakin kepayahan menahan bobot tubuhnya, Ramadan membuat beban kerjanya jadi jauh lebih ringan. Sebab, selama puasa jam kerja kantor berkurang drastis. Alhasil, sang ibu bisa pulang lebih cepat untuk kemudian beristirahat lebih lama.
Baca Juga: Bagi Petani, THR adalah Ketika Harga Panen Stabil
Memaknai Lebaran
Saat menulis artikel ini di rumah sakit ibu dan anak, di sela-sela menunggu panggilan dokter untuk konsultasi rutin, saya jadi teringat sebuah ceramah tarawih yang sayup-sayup saya dengar dari masjid dekat rumah, beberapa hari lalu.
Ustad yang ceramah berkata, Idul Fitri adalah hari lahirnya kembali manusia menjadi manusia-manusia baru. Jika direfleksikan secara pribadi, arti manusia baru bagi saya adalah peran dan tanggungjawab baru sebagai seorang suami dan ayah. Saya sadar peran ini tidak mudah untuk dijalani. Terlebih jika menyadari tuntutan kehidupan di masa depan yang akan semakin kompleks.
Namun, saya juga meyakini, jika Tuhan sudah berkehendak untuk menitipkan seorang anak pada saya, maka sebenarnya waktunya sudah tiba untuk memikul tanggungjawab tersebut.
Nah, sekian dulu ya ceritanya. Soalnya, nama istri saya sudah dipanggil untuk masuk ruangan dokter. Selamat menunaikan ibadah puasa dan selamat menunggu kado Lebaran terindah. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H