Tidak berhenti di situ, sepanjang jalur mudik Pantura akan dipenuhi oleh posko-posko mudik yang didirikan oleh politisi setempat maupun partai politik.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) misalnya, berencana mendirikan sekitar 100 posko mudik di seluruh Indonesia, begitu juga dengan Gerindra yang akan menyebar posko mudiknya di sejumlah daerah seperti Semarang, Magelang, Kendal, Sukoharjo, Blora, Boyolali hingga Sumedang.
Selain posko, akan ada ratusan bahkan ribuan spanduk, baliho dan peralatan peraga kampanye lainnya yang akan menjadi pemadangan rutin sehari-hari ketika mudik di Pantura.
Mudik di tahun politik juga jadi pertaruhan bagi pihak yang sekarang berkuasa. Sebab sekian infrastruktur seperti jalan raya dan tol yang digencarkan pengerjaannya agar dapat digunakan oleh pemudik diharapkan mampu menarik simpati dari jutaan orang yang menikmati fasilitasnya.
Lebaran, Politik Jangan Rusak Silaturahmi
Politik diprediksi akan jadi santapan pendamping (atau malah utama) di kampung halaman nanti. Keluarga, teman atau tetangga akan banyak bicara mengenai politik. Lebaran akan sangat berbau politis karena mungkin saja para politisi dan partai politik akan memanfaatkan momentum tersebut.
Namun, kita harus tetap ingat akan esensi mudik yakni silaturahmi. Mudik adalah tentang menjaga tali persaudaraan dan persahabatan dengan orang-orang di kampung halaman. Jangan sampai, karena berbeda pilihan dan pendirian politik esensi tersebut jadi terlupakan.
Akhir kata, selamat mudik, selamat kenyang dengan kampanye politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H