Orang yang menjalankan ibadah puasa biasanya melakukan ngabuburit.Â
Istilah yang berasal dari Bahasa Sunda ini merujuk pada kegiatan menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa. Pilihan untuk ngabuburit bisa bermacam-macam, mulai dari mengaji di masjid, berburu takjil, berkendara keliling kota, nonton film korea atau sekadar ngobrol ngalor-ngidul bersama teman.
Dari sekian banyak pilihan kegiatan, saya lebih memilih menghabiskan waktu berbuka puasa dengan mengunjungi perpustakaan. Kebetulan, di dekat tempat saya bekerja, ada sebuah perpustakaan yang lumayan keren. Namanya Perpustakaan Freedom.
Bagi kamu yang belum pernah mengunjungi tempat ini, mungkin langsung terbayang pada imej perpustakaan yang gelap, suram, seram, penuh dengan debu dan buku-buku usang. Intinya, perpustakaan adalah tempat yang sangat membosankan.
Namun, saya jamin bayangan tersebut akan langsung lenyap ketika kamu mengunjungi tempat ini. Perpustakaan yang didirikan oleh Freedom Institute, sebuah pusat studi demokrasi, nasionalisme dan ekonomi pasar ini, benar-benar layak disebut sebagai surga para pecinta buku.
Perpustakaan Freedom beralamat di Gedung Wisma Bakrie I, Jl HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta. Bagi saya, ini adalah tempat yang sangat nyaman untuk membaca. Di ruangan seluas 400 meter ini terdapat banyak sofa empuk yang enak digunakan untuk membolak-balik buku.
![Salah Satu Sudut Favorit Saya di Perpustakaan ini (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/img-20180524-142710-hht-5b06901316835f37e67bd0e3.jpg?t=o&v=770)
Di sana sini terpampang belasan lukisan, foto, totem kayu dan deretan huruf timbul yang berasal dari kutipan tokoh maupun pemikir terkenal. Pokoknya, tempat ini sukses bikin saya tidak merasa bosan.
Yang lebih penting lagi adalah deretan buku yang menjulang tinggi di atas kepala kita. Koleksi Perpustakaan Freedom memang lumayan berkualitas untuk ukuran perpustakaan swasta. Di sini ada koleksi yang penyimpanannya dipisah berdasarkan kategori seperti sejarah, sastra, biografi, filsafat, agama, politik, ilmu sosial, ekonomi dan sebagainya.
Saya sangat suka menelusuri rak demi rak Koleksi perpustakaan ini. Ibarat berburu, kadangkala kita akan menemukan kejutan berupa buku berharga yang tidak pernah kita sangka ada.Â
Tapi, jika sedang butuh buku dengan cepat, saya akan melakukan pencarian secara digital melalui komputer di salah satu sudut ruangan. Dalam sekejap, hap, buku saya dapatkan.
![Oh ya, di Sini Kamu Tidak Hanya Menemukan Buku, Melainkan Majalah, kliping dan Dokumen Sejenisnya. (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/img-20180524-155620-hht-5b068ffbcf01b4419d0f31b2.jpg?t=o&v=770)
Kalau kamu beruntung, kamu juga bisa bertemu muka dengan orang-orang penting, lho. Tapi, jangan berharap ketemu artis sinetron atau selebriti, ya! Hehehe.
Karena koleksi dan tempatnya yang nyaman, banyak penulis buku, wartawan senior atau pemikir yang biasanya hanya bisa kamu lihat dari televisi atau media sosial, berkunjung ke tempat ini. Mereka meluangkan waktu untuk sekadar membaca atau bekerja.
Buku-buku Langka
Salah satu alasan saya memilih ngabuburit di tempat ini adalah koleksi buku-buku langkanya. Karya pengarang yang sudah sulit ditemukan di toko buku atau internet bisa ditemukan di sini. Kamu bisa membaca karya-karya Soekarno, Hatta, Sjahrir, Pramoedya Ananta Toer, Seno Gumira Ajidara, Danarto, Budi Darma, Kuntowijoyo hingga pengarang luar seperti Sartre, Albert Camus hingga Karl Marx.
Buku-buku tersebut juga dirawat dengan baik. Bagi yang alergi debu seperti saya, tidak khawatir karena kebersihan buku selalu dijaga. Buku-buku di sini memang tidak disampul. Namun, tidak pernah saya temukan buku dengan halaman atau sampul yang rusak. Sepertinya, pengelola perpustakaan rutin melakukan perawatan.
Sambil berbaring di sofa yang sandarannya paling tebal dan empuk, saya akan membuka lembar-lembar buku langka tersebut. Dan, tanpa sadar, sudah puluhan hingga ratusan halaman saya lahap. Waktu berbuka pun sudah tinggal di depan mata.
Asyiknya lagi, kamu tidak akan kesulitan mencari tempat makan. Cukup melangkah ke luar Gedung, kamu akan menemukan deretan pedagang kaki lima yang menjual aneka makanan dan minuman.
Ngabuburit Hemat
Jika pada umumnya ngabuburit membutuhkan biaya, kegiatan saya ini nyaris tidak merogoh kocek. Agar bisa masuk ke perpustakaan ini, kita memang wajib punya kartu anggota. Tapi tenang, kamu tidak akan dipungut biaya.
Cukup mengisi form yang disediakan di meja pendaftaran, kita akan mendapatkan selembar kartu anggota. Namun, kartu itu jangan dihilangkan, ya. Karena, kamu bisa kena denda Rp 5 ribu seperti saya. Hahaha.
Omong-omong, selagi saya menulis cerita ini, staf perpustakaan sudah mendatangi meja saya dan mengingatkan kalau sebentar lagi perpustakaan akan tutup. Maklum, selama Ramadan jam operasionalnya hanya dari pukul 09.00 hingga 16.00 saja. Kalau kamu penasaran, besok saya tunggu untuk ngabuburit bersama di tempat ini, ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI