Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Abangku yang Bandel dan Pomade Balsem Cap Kaki Tiga

22 Mei 2018   22:44 Diperbarui: 23 Mei 2018   17:56 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya, tanpa pengawasan siapapun, abang saya berulah dengan mengambil botol balsem hijau cap kaki tiga yang tergeletak di atas meja. Rupanya, ketika suaranya tidak terdengar, abang saya sibuk mencari akal untuk membuka botol balsem jadul yang kala itu terkenal paling panas.

Balsem Hijau Cap Kaki Tiga/Sumber Foto: http://cilegonantik.blogspot.co.id
Balsem Hijau Cap Kaki Tiga/Sumber Foto: http://cilegonantik.blogspot.co.id
Belum sampai satu ember cucian berhasil diselesaikan, ibu saya dikagetkan oleh jeritan abang saya. Buru-buru ibu keluar dari kamar mandi. Ibu takut pada biawak yang saat itu sering berkunjung ke rumah. Ngeri juga, siapa tahu kadal besar itu masuk ke dalam rumah dan memergoki abang yang masih bocah. Maklum, persis di depan rumah saya ada kali yang lumayan besar.

"Setelah dilihat ke ruang keluarga, tidak ada yang aneh. Tapi, kenapa menjerit-jerit seperti kesakitan", kenang ibu.

Namun, setelah ibu lebih mendekat pada abang saya, dari kepala bocah bandel itu tercium bau khas balsem cap kaki tiga yang sangat menyengat. Sementara, botol balsem sudah tergeletak dengan tutup yang terbuka. 

Astagaaaaaa............ nyaris separuh balsem dalam botol sudah habis. Rambut abang saya pun sudah licin mengkilap mirip tokoh mafia Hongkong di film film jadul. Rupanya, abang saya mengira botol balsem itu adalah minyak rambut yang biasa dioleskan ayah ke kepalanya.

Kareba abang terus menjerit-jerit, ibu pun panik dan menarik abang saya masuk kamar mandi. Kepala abang saya diguyur berkali-kali menggunakan air. Namun, bukannya reda, tangisan abang saya malah semakin menjadi-jadi. Balsem yang mengandung mentol memang akan terasa dingin menusuk ketika dibasuh air.

Karena jengkel bercampur panik, ibu membentak abang. Mungkin karena merasa bersalah, atau takut jeritannya pun berubah jadi tangis yang tertahan. Akhirnya tangisnya mereda setelah sebotol sampo habis dipakai untuk membersihkan sisa balsem yang menempel di kepala.

Hampir semua anggota keluarga akan tertawa terpingkal-pingkal ketika cerita ini dikisahkan kembali di sela-sela acara berbuka bersama keluarga besar. Ini ceritaku, kalau kisah-mu apa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun