Mohon tunggu...
SURTANIA
SURTANIA Mohon Tunggu... Aktor - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Pinamou dan Personal Hygiene Selama Menstruasi Perempuan Suku Naulu

9 Maret 2024   09:49 Diperbarui: 9 Maret 2024   09:57 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau bicara tentang "personal hygiene perempuan selama menstruasi" apa yang akan terlintas pertama kali? pasti banyak yang setuju jika jawabannya terkait perawatan kebersihan vagina. Selama menstruasi kebersihan vagina harus menjadi perawatan prioritas setiap perempuan, tetapi bagaimana dengan para perempuan yang terisolasi di rumah/gubuk selama menstruasi? Hal ini dialami oleh perempuan Suku Naulu, Pulau Seram, Maluku. 

Tradisi pengasingan perempuan selama menstruasi/haid yang disebut Pinamou telah terjadi sejak zaman leluhur. Saat remaja putri mengalami akal balik menjadi dewasa yang ditandai dengan haid pertama harus diasingkan dari rumah penduduk dan tinggal di rumah/gubuk yang berada di belakang desa atau ditengah hujan yang jauh dari kampung yang dinamai Posune. Hal ini juga akan berlanjut setiap bulannya saat mentruasi. 

Screenshot Youtube Angelick Vaulina
Screenshot Youtube Angelick Vaulina

Menstruasi dianggap sebagai simbol dunia kotor karena kepercayaan adanya gangguan roh jahat dan membuat perempuan tersebut menjadi sakit. Perempuan yang mendapatkan haid pertama akan diasingkan di Posune dan tidak boleh keluar atau pulang ke rumah hingga haidnya selesai dan dilakukan kegiatan adat keluar Posune. Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi selama pinamou oleh masyarakat suku Naulu yaitu larangan mandi dan mengganti kain selama di Posune.  Perempuan akan dibaluri arang yang dicampur air ke seluruh tubuh untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bauh badan. Perempuan dilarang mandi dan mengganti kain yang digunakan karena kepercayaan bahwa apabila dibersihkan darah yang menempel akan bercampur dengan air dan mencemari air tersebut, sedangkan air juga digunakan oleh semua masyarakat suku Naulu. 

Berbeda hal dengan peraturan perempuan yang pertama kali mendapatkan haid diasingkan dan tidak boleh keluar sama sekali dari Posune, perempuan yang sudah mendapatkan haid setiap bulannya boleh keluar dan bercengkramah dengan perempuan-perempuan lain yang sama-sama diasingkan di Posune. Hal menarik yang dapatkan dari penelitian Dusra Ety, dkk tahun 2019 di dapatkan penggantian pembalut dilakukan 2-3 kali sehari atau tergantung banyaknya haid yang keluar saat itu. 

Setelah masa menstruasi selesai akan ada upacara pengeluaran pinamou dari Posune. Pada saat ini perempuan yang diasingkan selama haid akan dibersihkan menggunakan air dari sungai Nua dan dapat kembali pulang ke Rumahnya dan melakukan adat dan makan bersama orang tua dan pemuka adat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun