"Paduka, sebenarnya hamba dilarang menyampaikan berita ini pada paduka, tapi hamba tahu paduka selalu menunggu,"
"Kau menemukannya ?"
"Iya paduka, ia tinggal di sebuah desa terpencil di wilayah perbatasan".
"Tempat dimana ia pertama kali menyelamatkanku dari maut ?
"
"Iya paduka, tidak jauh dari situ. Bahkan, ia sering mengunjungi lembah dimana paduka dulu ditemukan dan diselamatkan olehnya." Itu adalah perang kekalahan dirinya menahan serangan musuh, yang jika tanpa dia, Shaman muda itu, ia tak akan selamat.
"Aditya kita berangkat"
Raja mengenakan pakaian pegawai kerajaan rendahan menyelinap dari istana yang hanya ditemani Aditya. Tapi tentu saja, pengawal tak sebodoh itu bisa dikelabuhi, mereka sudah sampai lebih dulu, dengan penyamaran sebagai pedagang.
"Raja berdiri di depan rumah persis ketika matahari bersinar, menunggu tuan rumah membuka pintu,"Seorang laki laki datang bertanya, "maaf tuan" Aditya yang tidak tahan akhirnya mendekat dan memaksa masuk ke dalam rumah dan mengatakan siapa yang sedang berdiri.
"Ampun Paduka," laki-laki itu berlutut. Sementara Wanita disebelahnya hanya menunduk dalam.
"Berdirilah"
"Paduka, ini suaminya," bisik Aditya. Dengan senyum getir Raja masuk dan duduk tanpa sempat dipersilahkan.