Mohon tunggu...
Surpi Aryadharma
Surpi Aryadharma Mohon Tunggu... Penulis - Dosen, Peneliti, Penulis Buku, Dharmapracaraka

Gemar membaca, Mencintai Negara, Mendidik Anak Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Vedanta dalam Bentuk Praktis sebagai Kekuatan Agama Masa Depan

4 Desember 2020   11:58 Diperbarui: 4 Desember 2020   12:06 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sistem Vedanta manapun, pernyataan aporistik mengenai penyatuan Brahman dan Jva yang disebut Mahvkya, menempati kedudukan penting. Penyataan Tat tvam Asi (Thou art that) "Engkau adalah Itu" merupakan salah satu Mahvkya yang terkenal, dan Rmnuja dalam penjelasannya atas doktrin Vedantik Brahman dan Jva telah menjelaskan bagaimana konsep ini cocok dengan sistem yang dibangunnya. Konsep ini secara kuat mengajarkan akan kesatuan hakikat, walaupun manusia, bagaimana pun akan tampak berbeda dalam hal pandangan, tindakan apalagi selera.

Konsep Agung Vedanta dalam Hindu dan secara umum menjadi pembahasan dalam seluruh sistem filsafat Hindu, bahwa manusia mestinya tidak menghabiskan energinya untuk 'mengurus' 'bertengkar' bahkan berperang atas perbedaan, melainkan untuk terus belajar menerima dan hidup ditengah perbedaan dengan menciptakan harmoni. Manusia harus dinilai berdasarkan kompetensinya, sikapnya dan bagaimana perilakunya, bukan berdasarkan dari kelompok apa, apa agama, siapa sesembahannya dan apa makanannya. Biarkan hal tersebut menjadi hak pribadi, kenyamanan pribadi dimana setiap orang berkembang karenanya.  

Nilai adalah esensi dari agama maupun kehidupan. Semakin kita berbicara soal perbedaan-perbedaan fisik yang kasat mata, sesungguhnya semakin merosotlah kesadaran kita. Agama mengajarkan mengamalkan nilai, bagaimana kehidupan kita menjadi mulia dengan berdasarkan pada ajaran ajaran mulia

Jadilah mulia, hargai perbedaan dan pilihan orang lain dan marilah bangun kehidupan yang harmoni di tengah perbedaan

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun