Juga karena keretakan keluarga, perceraian yang menyebabkan seseorang mengalami krisis tanpa mencoba mencari jawabannya dalam ajaran Hindu. Secara umum konversi agama dapat terjadi dengan atau tanpa krisis, secara tiba-tiba maupun berproses secara lambat sebelum seseorang secara mantap mengambil keputusan untuk pindah agama
Svami Sivananda mengatakan Hinduisme menetapkan makanan spiritual dan yoga sadhana bagi segala macam orang untuk menyesuaikan temperamen, kemampuan, cita rasa, tahapan kemajuan spiritual dan kondisi kehidupan (Sri Swami Sivananda, 2003:4).Â
Hal senada disampaikan tokoh muda Hindu yang sangat terkenal dengan ajaran Vedantanya, Svami Vivekananda, bahwa semua mempunyai tempat dalam Agama Hindu. Dari filsafat spiritual Vedanta yang tinggi, gagasan tentang pemujaan patung dengan aneka mitologinya, hingga paham agnostik dari kaum Buddhis dan ateisme dari penganut Jainisme (Ghindwani, 2005:84).Â
Dikatakan Svami Vivekananda masyarakat Hindu mendapatkan agamanya dari wahyu, yaitu Veda. Sejumlah ahli mengatakan Veda tanpa permulaan dan tanpa akhir. Hal ini mungkin membingungkan bagi orang awam, bagaimana mungkin buku tidak memiliki awal maupun akhir. Tetapi Veda bukanlah kumpulan kitab.Â
Veda adalah kumpulan kaidah spiritual yang kaya, ditemukan oleh orang-orang berbeda pada saat yang berbeda. Ibarat hukum gravitasi yang sudah ada sebelum ditemukan orang, dan akan tetap ada kalau pun umat manusia melupakannya.Â
Demikian pula dengan kaidah yang mengatur dunia spiritual. Hubungan moral, etika dan spiritual antara jiwa dengan jiwa; dan antara spirit individual dengan Bapak dari semua spirit, sudah ada sebelum manusia menyadarinya, dan akan tetap ada kalau pun  kita melupakannya.
Baca juga : Mengapa Pindah Agama Banyak Disalahkan?
Svami Vivekananda dalam Ghindwani (2005:105) mengata-kan sebagai agama universal, Hindu memuaskan semua jenis pikiran. Setiap agama yang diakui saat ini mempunyai tga unsur. Pertama adalah filsafat yang menyajikan keseluruhan prinsip dasar, tujuan suatu agama dan cara mencapainya. Unsur kedua adalah mitologi, yaitu filsafat yang dibuat menjadi lebih kongkrit.Â
Mitologi terdiri dari legenda berkaitan dengan kehidupan manusia atau mahluk suprana-tural dan sebagainya. Bagian ketiga adalah ritual, unsur yang lebih kongkrit lagi, terdiri dari upacara, sikap fisik dalam sembahyang, bunga dan dupa.Â
Ketiga unsur ini terdapat dalam agama-agama di dunia. Suatu agama mungkin memberikan tekanan pada salah satu unsur, agama lainnya menekankan pada unsur yang berbeda.