Mohon tunggu...
Hary Tri Suroyo
Hary Tri Suroyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat buat Ibunda

18 Juni 2014   18:30 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:15 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jadi begitu, jawab Anton dengan nada iba. Oh iya... Awalnya aku ingin menyampaikan pesan dari Pamanku kepada Ibumu. Pamanku berharap pesan ini nantinya disampaikan oleh Ibumu kepada dirimu Wi.

“Pesan  apa itu Ton.....? dengan nada penasaran.

“Jadi begini perusahaan tempat Pamanku bekerja sedang membutuhkan karyawan di bidang administrasi, kebetulan kau kan dahulu sekolah jurusan akuntasi jadi Pamanku merasa poisisi tersebut sangat cocok untukmu. Jadi, kau bisa bekerja tanpa harus ke luar kota dan sekaligus kau bisa berkumpul dengan Ibumu. Bagaimana menurutmu...? itu sih jika kau mau.”

“Oh ya....!!! yang benar Ton? Sebenarnya dari dulu aku ingin mencari pekerjaan di sini yang sesuai bidangku. Kalau begitu sampaikan salamku pada Pamanmu bahwa aku menerima tawarannya dan sampaikan ucapan terimakasihku padanya juga ya.”

“Baiklah kalau begitu nanti akan aku sampaikan” sahut Anton.

Tak terasa beberapa hari telah berlalu, Maryani yang mendapati anaknya telah kembali merasa sangat senang dan bahagia. Ia juga telah sembuh dari penyakitnya. Saat ini Maryani bagaikan bunga merekah yang tengah disirami air dingin nan sejuk. Dewi pun merasa bahagia bisa berkumpul lagi dengan Ibunya. Dan ia tak perlu lagi merantau jauh-jauh untuk mencari pekerjaan. Saat ini ia telah diterima disalahsatu perusahaan di tempat Paman Anton bekerja. Ia sangat menyukai profesi barunya itu. Semuanya telah kembali seperti sedia kala. Sebuah keluarga sederhana yang saling mencintai dan mengasihi berjuang dikala susah, bersuka cita dikala kebahagiaan menghampiri. Kasih seorang Ibu dan Anak yang tak akan pernah terpisahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun