Koperasi dan tata sosial kehidupan bernegara?
Saudara Firdaus Putra, ini adalah sebuah pertanyaan ambisius sebenarnya kalau ditinjau dari pemaknaan ideologi. Tapi semoga uraian saya berikut dapat memberikan jalan terang dari sedikit kekacuan tarikan premis mayor dan minor yang kemudian menyebut koperasi sebagai sub-sistem dari ideologi, sosialisme demokratik yang kadang kamu masih sering kacaukan dengan madab sosial demokratik/sosdem yang merupakan metamorfosa dari kapitalisme (neo-kapitalisme) itu. Untuk menjawab ini marilah kita gunakan terminologi negara menurut pelajaran kaum Marxist yang menyebut institusi pelayan dari kelas yang eksisten dominan.
Dalam sebuah negara kapitalis (state-led capitalism), negara ditujukan untuk mengamankan kepentingan relasi moda produksi kaum kapitalis. Dimana konstitusi atau parlementari dari sistem monarkhi atau republic pada berbagai macam varian dan bentuknya tak dapat merobah apapun dari substansi kelas di dalam negara tersebut dalam sistem yang murni penuh kongkalikong atau informal. Dimana nasib dari sebuah negeri itu sangat ditentukan oleh pemiliknya—kaum borjuasi. Anda dapat lihat dari sistem apa yang bekerja sesungguhnya dari negara Perancis, belgia, belanda, jerman dan USA yang mengklaim sebagai negara demokratik ini. Ditangan siapa kekuatan ini dimonopoli, kaum proletar atau borjuasi? Jika kuasa berada ditangan rakyat sebagai suara keadilan? sudah barang tentu negara ini akan menghentikan modus penjajahan baru mereka yang memiliki relevansi kemutahiran dalam arus liberalisasi ekonomi yang berarti juga imperialisme. Tahta suci negara yang berperikemanusaiaan ini sudah pasti akan menghentikan ekploitasi atas sumberdaya alam dan buruh murah di negara lain.
Kemudian negara sosialis (state-led socialism), dimana negara dimaksudkan untuk mensupresi dari upaya menahan klas musuh i.e kapitalis. Sebuah upaya sia-sia yang kita tahu pada akhirnya sebuah pemerintahan diktaktorship-proletarian yang pada akhirnya muncul sebagai varian baru. Penelitian serius Tito Menzanni (2014) menyimpulkan, bahwa pada akhirnya kebanyakan dari model negara sosialis semacam ini hanya lahirkan pemerintahan yang pada awalnya sepenuhnya mendorong bagi munculnya kepemilikan rakyat banyak melalui model badan usaha negara (BUMN) dan koperasi dalam arti sebagai mikro organisasi pada akhirnya jatuh kedalam model instrumentalia kapitalisme semu. Antara teori dan modus operandinya berbeda, semikian kata kunci dari penelitian serius hubungan negara-negara sosialis dan koperasi yang dilakukan oleh saudara Tito Menzanni. Saya menyebutnya sosialisme sebagai teori dan komunisme bekerja sebagai bajunya.
Kemudian bagaimana negara dalam terminologi koperasi di tengah konstelasi ideologi ini? Seperti yang jelas saya kemukankan diatas, koperasi mengandai sebuah pemerintahan besar dimana banyak orang dipercayai dapat mengontrol sistem negara. Ini berarti mengandai jalanya demokrasi di tempat kerja (democracy in workplace) bukan hanya dalam ranah pemerintahan resmi negara. Pilihanya, karena dunia ini tidak mungkin dapat dikatakan vaccum dari lintah darat kapitalisme dan juga pengaruh kompetisi (perang) ideologi seperti yang juga saya sudah jelaskan diatas, maka pendekatan politik koperasi dapat saja hidup dalam sistem monarkhi (tentu bukan model monarkhi absolut) ataupun republik. Pertanyaanmu mengenai bagaimana sistem pembagian kekuasaannya ? Ini tergantung dari seberapa maju siklus ketatanegaraan disuatu bangsa itu dicapai dan seberapa serius kamu pahami model ketatanegaraan yang saya tidak akan uraikan panjang lebar disini.
Pertanyaan mu lain yang agak aneh dan mendekati sedikit kekcauan dalam logika kemudian adalah, adakah koperasi memerlukan bangunan hukum? Bangunan hukum seperti apa yang diidealkan? Bagaimana hubungan antar bangsa/ negara dimungkinkan?Bagaimana keamanan diselenggarakan? Bagaimana pertahanan dimungkinkan secara preventif untuk menjaga social order? Bagaimana koperasi memandang agam sebagai fakta sosial?. Ini sejujurnya tidak perlu saya jawab karena bukan pokok turunan persoalan ideologi koperasi sebagai prasyarat yang kamu tanyakan.
Semoga apa yang saya tulis ini sedikit membawa jalan pencerahan atau justru tak dapat menolongmu yang sedang diderita kerumitan logika. Salam hangat dari Rumah Phalanstere….(Suroto)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI