Berdasarkan penelitian Kuswanto et al. (2016) menunjukkan bahwa karbon tersimpan dalam pekarangan dapat mencapai hingga 20% dari karbon tersimpan total di dalam hutan alami. Hal ini berarti bahwa kepadatan dan pertumbuhan tanaman di dalam pekarangan memiliki kemampuan untuk menyerupai (mimic) kondisi hutan alami.Â
Pepohonan di pekarangan yang memiliki biomassa tinggi dan menghasilkan serasah yang bermacam- macam dan terjadi secara terus menerus sehingga menjaga kualitas kesuburan lahan juga meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman dengan baik. Lahan pekarangan yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman dapat memberikan nilai manfaat bagi pemilik maupun lingkungan sekitarnya.
Salah satu contoh pekarangan belakang rumah Dusun Talang Baru Pesawaran (kombinasi: tanaman pertanian-kehutanan-peternakan)
Peran Agroforestri Terhadap Ketahanan Pangan
 Ketahanan pangan menjadi isu global yang menjadi perhatian seluruh dunia. Organisasi pangan dan dunia FAO (2022) menyebutkan bahwa pada tahun 2021, terdapat 702 - 828 juta jiwa di dunia yang masih mengalami kelaparan.Â
Sekitar 424,5 juta jiwa yang mengalami kelaparan adalah penduduk Asia. ketahanan pangan bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan sesaat tetapi juga dapat memenuhi kecukupan kondisi pangan yang dalam jangka waktu tertentu.Â
Definisi ketahanan pangan secara rinci menurut Weingartner (2009) merupakan suatu kondisi tercukupinya pangan dalam aspek kualitas, kuantitas, keamanan, dan penerimaan sosial budaya yang tersedia dan dapat diakses untuk dan dimanfaatkan dengan baik oleh semua individu setiap saat untuk menjalani hidup yang sehat dan bahagia.Â
Berdasarkan definisi tersebut, pekarangan dapat dikatakan sangat berperan membantu untuk kebutuhan keluarga dalam jangka waktu tertentu.Â
Hal ini karena peranan pekarangan dapat memenuhi kebutuhan keluarga dari gizi yang disediakan oleh tanaman ataupun kombinasi yang ada di sekitar rumah walaupun belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Agroforestri Terhadap Perubahan Iklim