Temuan pembelajaran berikutnya, kecepatan belajar murid berbeda-beda di tiap kelasnya. Hasilnya di pertengahan semester, murid kelas 8.1 dapat menyelesaikan topik K.D 3.1 dan topik K.D 3.2. Murid kelas 8.2 menyelesaikan topik K.D 3.3 dan topik K.D 3.4. Dan seterusnya sampai kelas 8.6 topik yang dibahas berbeda-beda.
Tiba saatnya penilaian tengah semester kurikulum 2013. Bentuk soal essay terdiri dari 12 soal. Penilaian sumatif ini digunakan untuk mengevaluasi kelas 8.1 sampai 8.6. Di sini kelemahan guru yang menerapkan merdeka belajar dan diferensiasi terlihat. Guru membuat soal berdasarkan topik K.D 3.1 sampai topik K.D akhir semester.Â
Tentunya soal yang dibuat guru tidak bisa memfasilitasi kemampuan murid setiap kelas. Karena murid kelas 8.1 akan memahami materi soal topik  K.D 3.1  dan 3.2 tetapi tidak bisa memahami materi soal topik K.D 3.3 dan seterusnya. Ketidak selarasan ini menjadi polemik berikutnya. Muncul anggapan "guru mengubah kurikulum di kelas".Â
Usaha guru belajar dan berbuat untuk berdampak bagi murid patut dihargai. "Guru mengubah kurikulum di kelas" tidak akan terjadi jika seandainya ada pantauan dari pemimpin di sekolah serta guru mau terbuka menceritakan kondisi kelasnya serta koordinasi dengan pimpinan sekolah. Proses adopsi kurikulum secara tidak langsung dan perlahan akan mengubah kurikulum di kelas.Â
Pertanyaannya bermuara pada, apakah sistem manajemen yang dibangun di sekolah sudah berjalan dengan baik? Sehingga kurikulum merdeka bisa diterapkan dan berdampak bagi seluruh ekosistem sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H