Mohon tunggu...
SURI MEYLINDA RIZALTI
SURI MEYLINDA RIZALTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

SURI MEYLINDA RIZALTI // NIM : 43220010120 // AKUNTANSI // DOSEN : APOLLO, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

Selanjutnya

Tutup

Money

Kuis_Kuliah 14_Analisis Ratio Keuangan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

12 Juni 2022   14:24 Diperbarui: 12 Juni 2022   14:30 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN PADA PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk

Oleh Suri Meylinda Rizalti

A. PENDAHULUAN

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) merupakan produsen alumunium lembaran tersbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur. ALMI ddirikan pada 26 Juni 1978 dan beroperasi secara komersial pada permulaan tahun 1983. Pada awalnya, produk-produk yang dihasilkan ALMI ditujukan untuk memenuhi pasokan bahan dasar untuk produksi beragam produk peralatan rumah tangga kelompok usaha Maspion dan produk kemasan untuk pasar Indonesia. Seiring dengan permintaan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, ALMI secara bertahap meningkatkan kapasitas produksinya.

Mengungkapkan Analisa ratio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indicator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perusahaan tsb, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.

Salah satu alasan dilakukannya Analisa terhadap laporan keuangan adalah menilai kinerja perusahaan. Dimana, penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. LANDASAN TEORI

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan pada suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi ken=uangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis-jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah : Nerasa atau Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

  • Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan yang terpenting bagi perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca dikelompokkan ke dalam tiga bagian yang merupakan unsur utama, dan dari tiga bagian tadi diklasifikasikan lebih lanjut dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, yaitu :

  1. Aktiva (Assets)
  2. Aktiva Lancar (Current Assets)
  3. Investasi/Penyertaan (Investment Assets)
  4. Aktiva tetap (Fixed Assets)
  5. Aktiva tidak berwujud (Intangible Assets)
  6. Aktiva lain-lain (Miscellaneous Assets)
  7. Kewajiban (Liabilities)
  8. Ekuitas (Equities)
  • Laporan Laba Rugi

Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lain seperti imbalan investasi (ROI) atau penghasilan perlembar saham (earning per share). Unsur yang berlangsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.

Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah aktivitas menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi atau mendiagnosis tingkat Kesehatan perusahaan melalui analisis kondisi arus kas atau kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun kinerja organisasi secara keseluruhan.

Analisis Rasio

Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi :

  1. Rasio Neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari necara.
  2. Rasio Laporan Laba Rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.
  3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran) baik yang ada di neracamaupun dilaporan laba rugi.

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dan Manfaat dari Analisa laporan keuangan adalah :

  1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
  2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
  3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
  4. Untuk mengetahui Langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini
  5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan, apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
  6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang dicapai.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Rasio Keuangan Bulan Desember Tahun 2018 dan 2019 pada PT Alumindo Light Metal Industry yaitu :

1. Laba per Saham (Earning per Share)

(2018) Laba per saham = Laba bersih/jumlah saham beredar = 6.544.635 / 616.000.000 = 10,62

(2019) Laba per saham = Laba bersih/jumlah saham beredar = (298.808.902.797) / 616.000.000 = (485,08)

(2019 Penyajian Kembali) Laba per saham = Laba bersih/jumlah saham beredar = 22.438.088 / 616.000.000 = (0,04)

(2020) Laba per saham = Laba bersih/jumlah saham beredar = 18.916.626 / 616.000.000 = (0,03)

Penjelasan :

Besarnya EPS dalam perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan. Kemudian, naiknya nilai EPS mengindikasikan bahwa kondisi perusahaan sedang mengalami peningkatan dalam laba dan penjualan.

Namun pada PT Alumindo Light Metal Industry, terjadi penurunan nilai EPS dari tahun 2018 ke 2020. Penurunan ini bernilai negative, sehingga dapat dikatakan perusahaan sedang mengalami kerugian. Penurunan nilai EPS dalam PT Alumindo Light Metal Industry ini tentu saja berpengaruh kepada semua pemegang saham yakni tidak menguntungkan bagi pemegang saham. Hal itu berpengaruh pula pada besarnya return saham, karena semakin tingginya nilai EPS, maka semakin tinggi pula nilai return saham.

2. Current Ratio 

(2018) Current Ratio = Current Assets/Current Liabilities = 2.115.994.105.157 / 2.144.650.311.300 = 98,66%

(2019) Current Ratio = Current Assets/Current Liabilities = 1.160.620.662.903 / 1.573.757.483.662 = 73.75 %

(2019 Penyajian Kembali) Current Ratio = Current Assets/Current Liabilities = 83.491.882 / 113.534.327 = 73,54 %

(2020) Current Ratio = Current Assets/Current Liabilities = 65.009.326/99.946.499 = 65,04 %

Penjelasan :

Current ratio merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendeknya, atau dengan kata lain melunasi utang-utang jangka pendeknya beserta utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo dalam waktu satu tahun ke depan. Pada rasio ini, semakin besar nilai perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Pada PT Alumindo Light Metal Industry, dari tahun 2018 ke tahun 2020 terjadi penurunan current ratio, yaitu dari 98,66% menjadi 65,04%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kemungkinan sedang mengalami kendala atau kesulitan membayar utangnya dan kondisi keuangan perusahaan sedang tidak sehat.

3. Leverage Ratio

- Debt to Ratio (2018) = Total Debt/Total Asset = 2.454.465.678.087 / 2.781.666.374.017 = 88,24%

- Debt to Ratio (2019) = Total Debt/Total Asset = 1.723.459.522.731 / 1.725.649.624.878 = 99,87%

- Debt to Ratio (2019 Penyajian Kembali) = Total Debt / Total Asset = 124.303.484 / 124.138.525 = 100,1 %

- Debt to Ratio (2020) = Total Debt / Total Asset = 120.231.988 / 101.149.121 = 118,8 %

- Debt to Equity Ratio (2018) = Total hutang/total ekuitas = 2.454.465.678.087 / 327.200.695.930 = 7,50

- Debt to Equity Ratio (2019) = Total hutang/total ekuitas = 1.723.459.522.731 / 2.190.102.147 = 786,93

- Debt to Equity Ratio (2019 Penyajian Kembali) = Total hutang/Total ekuitas = 124.303.484 / (164.959) = -753,54

- Debt to Equity Ratio (2020) = Total hutang/Total Ekuitas = 120.231.988 / (19.082.867) = - 6,30

- Times Interest Earned (2018) = EBIT / Beban Bunga = 13.900.879.443 / (91.848.277.580) = - 7,52

- Times Interest Earned (2019) = EBIT / Beban Bunga = (280.291.141.624) / (106.595.964.030) = 2,63

- Times Interest Earned (2019 Penyajian Kembali) = EBIT / Beban Bunga = 21.105.970 / 7.394.922 = 2,85

- Times Interest Earned (2020) = EBIT / Beban Bunga = 18.448.831 / 8.570.512 = - 2,15      

Penjelasan :

  • Debt Ratio : Rasio utang adalah rasio solvabilitas yang mengukur total kewajiban perusahaan sebagai persentasi dari total assetnya. Pada PT Alumindo Light Metal Industry, menunjukkan kenaikan debt ratio dari tahun 2018 hingga 2020 dari 88,24 % menjadi 118,8 % dimana utang tersebut semakin bertambah besar dari tahun ke tahun.
  • Debt To Equity Ratio : Debt to equity ratio merupakan suatu rasio keuangan yang membandingkan antara jumlah utang dan ekuitas. Debt to Equity ratio dalam PT Alumindo Light Metal Industry menunjukkan bahwa terjadi penurunan dari tahun 2018 ke tahun 2020 yang berarti dalam membiayai assetnya perusahaan telah mengurangi penggunaan ekuitas dan hutangnya.
  • Times Interest Earned : Times Interest Earned merupakan skala yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayarkan bunga dan utang. Dalam PT Alumindo Light Metal Industry, Time Interest Earned terus mengecil, namun EBIT perusahaan semakin besar nilainya daripada beban bunga yang harus dibayarkan. Sehingga, dari data tersebut, perusahaan akan mampu menutupi beban bunga yang dimiliki dengan EBI. Nilai time interest earned diatas 1,5, sehinggan EBIT yang dimiliki perusahaan akan cukup untuk digunakan dalam membayar bunga.

4. DSCR (Debt Service Coverage Ratio)

DSCR (2018) = Laba bersih total / Total Debt Service Cost = 13.900.879.443 / 2.144.650.311.300 = 0,01

DSCR (2019) = Laba bersih total / Total Debt Service Cost = (280.291.141.624) / 1.573.757.483.662 = (0,18)

DSCR (2019 Penyajian Kembali) =  Laba bersih total / Total Debt Service Cost = (21.105.970) / 113.534.327 = - 0,19

DSCR (2020) = Laba bersih total / Total Debt Service Cost = (18.448.831) / 99.946.499 = - 0,18

Penjelasan :

Debt Service Coverage Ratio adalah pengukuran arus kas perusahaan yang tersedia untuk membayar kewajiban hutang saat ini. DSCR menunjukkan kepada investor apakah perusahaan memiliki pendapatan yang cukup untuk membayar utangnya. Pada PT Alumindo Light Metal Industry, DSCR mengalami peningkatan dari tahun 2018 hingga tahun 2020, namun tidak ada yang menyentuh angka 1. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak memiliki laba operasi yang cukup untuk membayar kewajiban utangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun