Mohon tunggu...
SURI MEYLINDA RIZALTI
SURI MEYLINDA RIZALTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

SURI MEYLINDA RIZALTI // NIM : 43220010120 // AKUNTANSI // DOSEN : APOLLO, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

2W, 1H Mengenai Aktiva Tetap Tidak Berwujud, Apakah itu?

3 April 2022   08:08 Diperbarui: 3 April 2022   09:01 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2W, 1H berasal dari kata What (Apa), Why (Kenapa) dan How (Bagaimana) yang merupakan sebuah bentuk dasar kata tanya, dimana jawaban yang dihasilkan akan memberikan suatu informasi.

Kemudian, apakah yang dimaksud dengan  2 W, 1 H mengenai Aktiva Tetap Tidak Berwujud?

What (Apa) : Apa yang dimaksud dengan Aktiva tetap tidak berwujud?

Aktiva tetap tidak berwujud diklasifikasikan dalam kategori aset tidak lancar. Aktiva tetap tidak berwujud adalah aset yang tidak nampak atau tidak terlihat secara fisik, tetapi memiliki nilai dan kegunaan bagi suatu perusahaan. Aktiva tetap tidak berwujud umumnya disimpan dalam bentuk dokumen dan sulit diubah menjadi kas.

Contoh Aktiva Tetap Tidak Berwujud :

  • Merek (Branding)/Logo
  • Royalti
  • Hak Paten
  • Hak cipta
  • Hak konstruksi
  • Sewa, dll.

Why : Mengapa Aktiva Tetap Tidak Berwujud perlu dibeli atau dimiliki? 

Karena pembelian aktiva tersebut merupakan salah satu perencanaan bisnis perusahaan. Pertama dan yang paling utama, kita harus memiliki perencanaan bisnis (business plan) terlebih dahulu. Perolehan aktiva tetap tidak berwujud lewat pembelian ini merupakan salah satu bagian dari rencana perusahaan untuk mengembangkan dan menjalankan bisnisnya. Perencanaan bisnis dalam pembelian aktiva harus melihat beberapa aspek kepentingan dan kebermanfaatan aktiva seperti :

  1. Berapa banyak aktiva yang perlu dibeli.
  2. Apakah aktiva tersebut akan terpakai atau tidak.
  3. Apakah aktiva yang dibeli akan membawa manfaat atau tidak.
  4. Diperuntukkan untuk apakah Aktiva yang akan dibeli.
  5. Bagaimana jika aktiva tersebut sudah tidak bisa dimanfaatkan atau sudah tidak bermanfaat, apa rencana yang diperlukan selanjutnya.

Butuh perencanaan yang baik dan matang agar aktiva tetap tidak berwujud dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga aktiva tersebut akan memperoleh akuntabilitas atau pertanggungjawaban. Karena dalam pengadaan aktiva, terdapat laporan pertanggungjawaban atas anggaran yang disiapkan. Sehingga, untuk memperoleh aktiva atau pengadaan property diperlukan perencanaan (plan) yang baik.

Dengan begitu, berdasarkan perencanaan (plan), Aktiva tetap tidak berwujud perlu dibeli karena aktiva tersebut sangat penting untuk dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, memiliki aktiva tetap tidak berwujud membuat perusahaan berpotensi mendapatkan manfaat ekonomi di masa yang akan datang serta memiliki manfaat untuk meningkatkan nilai perusahaan dan menjadi branding atau penanda suatu perusahaan.

Terdapat 3 tahap dalam aktiva :

  1. Pembelian atau perolehan aktiva.
  2. Pemakaian aktiva. Dalam pemakaian aktiva, perlu dilihat apakah aktiva tersebut memiliki manfaat ekonomi, serta apakah aktiva tersebut diperlukan atau tidak karena aktiva harus memiliki pertanggungjawaban.
  3. Penghentian penggunaan aktiva. Penghentian penggunaan aktiva dapat dilakukan dengan penjualan aktiva.

How: Bagaimana cara memperolehnya?

Cara memperoleh atau mendapatkan Aktiva tetap tidak berwujud secara umum dapat dilakukan melalui pembelian.

Beberapa bentuk pembelian yaitu :

  1. Tunai : Pembelian tunai yaitu pembelian yang dilakukan dengan mengeluarkan kas untuk pembayaran barang yang dibeli untuk keperluan aktivitas perusahaan dan untuk barang persediaan (Dalam jurnal pengantar akuntansi: asset bertambah, kas berkurang).
  2. Kredit : Pembelian kredit yaitu pembelian dengan cara mengangsur biaya pembayarannya secara bertahap, dimana property akan bertambah, hutang bertambah dan terdapat biaya bunga yang harus dikeluarkan dalam pembelian kredit.
  3. Jasa Leasing : Pembelian lewat jasa leasing harus berorientasi kepada kapitalis bukan operating list. Kapitalis berarti beroperasi atau berwujud dimana pembeli pada akhirnya akan memperoleh hak milik atas property tersebut. Contoh : Membeli rumah dengan KPR Kredit (Dikategorikan sebagai sewa beli. Saat lunas, property tersebut akan menjadi milik pembeli. Jika tidak bisa lunas property tersebut akan disita).
  4. Pertukaran Property : Pertukaran property yaitu adanya pertukaran antara aktiva lama dengan aktiva baru dengan penambahan uang atau disebut dengan sistem tukar tambah.
  5. Pembelian dengan cara Hibah dan hadiah: Pembelian dengan cara hibah merupakan semacam wakaf. Pembelian dengan cara hibah maupun hadiah harus diukur dengan dilihat nilai pasarnya, kemudian ditambah dengan pajak biaya balik nama (seluruh transaksi property akan dikenakan pajak pembelian).

Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun