" BEKUDO BONO "
Pagi ini menjadi pagi yang menyenangkan bagiku tak kalah bahagia nya dengan liburan akhir pekan ku kemaren. Aku dan kedua temanku menjadi perwakilan sekolahku untuk mengunjungi suatu daerah yang terpencil. Dalam tiga hari yang akan datang dan masih ada waktu ku selama tiga hari untuk mempersiapkannya. Hari terus berganti. Tibalah saat yang kutunggu tunggu tiba.Â
Aku dan kedua temanku dan satu guruku menaiki mobil yang sempit tapi bagiku ini menjadi sutu kenangan. Selama perjalanan mata ku sangat dimanjakan dengan pemandangan yang indah seperi deretan kebun kelapa sawit. Namun belum terpikir dibenakku akan kemana aku dibawa.Â
Namun aku merasa berbeda karena untuk menyerupai lokasi ini sangat mistis. Dalam transportasi untuk menuju lokasi ini diadakan upacara "semah" pagi atau siang dipimpin tetua tetua kampong dengan maksud agar pengendara selalu mendapat keselamatan" Rasa ingin tahu ku yang tinggi aku ingin bertanya kepada guru.Â
Namun sebelum aku bertanya, guru ku bu jihan yang kami panggil. Berkata, bu jihan : kalian tau akan di bawa kemana aku dan kedua temanku : tidak bu (serentak ) bu jihan : kalian akan ibu bawa ke Sungai Kampar untuk melihat daerahnya sekaligus budayanya.Â
Tidak terasa dengan jalan yang tidak mulus sampailah di daerah yang dimaksud oleh bu jihan. bu jihan mengatakan " kalian disini ibu ajak untuk mengenal daerah dan budaaya yang ada di kabupaten pelalawan. kami pun bergegaas berjalan menuju tempat penginapan. Sesampainya, kami menginap dirumah warga. Namun tidak dengan guruku dia hanya mengatarkan kami lalu kembali pulang dengan menggunakan mobil yang kami tumpangi tadi.Â
Siang pun berlalu. Saatnya makan  malam. Dalam urusan makan kami juga tidak perlu pusing karena juga disiapkan oleh warga setempat. Warga disini sangat ramah walaupun rambut sudah memutih kulit mulai kendor namun semangatnya sangat membara ini dapat menjadikan motivasi tersendiri bagiku.
Haripun terus berlalu. Ini merupakan hari kedua aku disini , aku dan kedua temanku diajak oleh ncik lela (orang yang akan menjadi pemandu kami selama disini) untuk melihat rumah rumah panggung yang ada disana dan juga dengan kedua mataku melihat  warga yang mata pencariannya nelayan, dengan semangatnya untuk menghidupi keluarga.Â
Ku terdengar ada teriakan dari warga, kudengar teriakannya dari belakang. Â Mungkin hari ini menjadi hari yang menakutkan bagiku, terdengar juga gemuruh olehku dan kedua temanku hanya mendengar suara teriakan tidak suara gemuruh. Mendengar itu aku dan kedua temanku kembali ke tempat penginapan.Â
Terjadi percakapan Lila : ada apa itu ncik lela . ncik lela : waktu waktu seperti ini waktu yang menakutkan bagi kami karena akan ada ombak yang sangat mengerikan. Â Lila : ombak apa itu namanya ncik. Ncik lila : akan ada namanya ombak bono, banyak sekali mistis tentang ombak itu Nak, bono itu ditakutkan karena sudah banyak memakan korban . Mulai dari kapal kapal yang tenggelam hingga manusia yang tewas.Â
Namun bagi orang asing bono ini bahkan menjadi fenomena yang menakjubkan. Biasanya semua kapal yang ada di sungai segera menghindar dari gulungan ombak Bono. Penduduk setempat memiliki sebuah tradisi atau atraksi yang disebut dengan "Bekudo Bono". Atraksi ini digambarkan dengan masyarakat yang menyambut kedatangan ombak Bono dengan menaiki dan mengarahkan kapal motornya ke lidah ombak di pungung ombak Bono.Â