BEST PRACTICE
Â
Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL) Dengan Metode Make A Match Berbantu Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Materi Bangun Datar Mata Pelajaran Matematika di Kelas Satu SD
A.Situasi
Situasi kondisi yang menjadi latar belakang pelaksanaan praktik ini adalah mengacu pada analisis masalah yang terjadi berkaitan dengan kurangnya ketercapaian KKTP materi bangun datar, pada mata pelajaran matematika di kelas satu, hal ini disebkan oleh berbagai faktor diantaranya guru kurang inovasi dalam penyampaian materi pembelajaran, hanya berceramah saja, menyebabkan murid menjadi bosan dan materi yang disampaikan sulit diterima sehingga sebagian besar nilai yang dihasilkan tidak mencapai ketuntasan minimal.
Menurut saya praktik baik pembelajaran ini perlu untuk dibagikan karena dapat menimbulkan banyak dampak positif bagi guru yang mengalami permasalahan yang sama seperti saya. Diharapkan praktik baik ini bisa untuk memotivasi saya untuk memperbaiki proses belajar yang lebih baik lagi dan menjadi refrensi bagi rekan guru-guru lainnya.
Saya sebagai guru memiliki tanggung jawab untuk menerapkan model dan media pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik belajar murid agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien,untuk itu melalui saran dari  hasil wawancara kepala sekolah dan rekan guru sejawat menemukan hasil untuk mencoba berinovasi menyampaikan materi pembelajaran menggunakan:
1.Model Problem Based Learning (PBL) mengutamakan keaktifan murid untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
2.Metode make a match dipiih karena menanamkan kemampuan sosial, bekerja sama, untuk berfikir cepat dengan memasangkan atau menjodohkan yang dibantu kartu.
3.Media PPT berbasis audio visual juga dipilih karena dapat menampilkan video pembelajaran sehingga penjelasan materi menjadi mudah diserap dan memenuhi kebutuhan gaya belajar murid.
Dengan inovasi ini dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, dan mampu meningkatkan hasil belajar murid.
B.TantanganÂ
Tantangan yang saya hadapi dalam pembelajaran ini adalah banyaknya model ,media, dan metode pembelajaran yang harus saya kaji untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi belajar pada murid kelas satu, inovasi pembelajaran ini juga membuat beberapa murid kebingungan sehingga terjadi keriuhan saat proses pembelajaran, namun tantangan ini dapat terselesaikan dengan arahan hasil wawancara kepala sekolah dan guru sejawat, untuk menentukan model, metode, dan media yang tepat, guru juga memberi arahan dan aturan yang jelas untuk meminimalisir keriuhan murid sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Adapun pihak yang terlibat dalam hal ini adalah guru, murid, rekan sejawat dan kepala sekolah.
C.AKSI
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakn inovasi ini adalah sebagai berikut:
1.Mengkondisikan murid sebelum pembelajaran dimulai.
2.Membuka pembelajaran dengan berdoa, penguatan cinta tanah air ( menyanyikan lagu nasional, absensi, apersepsi, memberi motifasi, memberi pertanyaan pemantik, menyampaikan tujuan pembelajaran, ice breaking.
3.Pelaksanan kegiatan inti dengan model pembelajaran PBL dengan langkah- langkah:
a.Orientasi masalah dengan menayangkan video pembelajaran bangun datar, literasi membaca materi pembelajaran yang ada pada buku, dilanjutkan dengan tanya jawab tentang isi dari video.
b.Mengorganisasikan murid dengan membagi 30 anak menjadi 5 kelompok masing- masing 6 anak ditiap kelompok.
c.Membimbing pengerjaan tugas ,melalui metode make a match dengan aturan permainan yaitu setiap kelompok dibagi menjadi 2(3 anak mengambil kartu tulisan bangun datar yang telah dipersiapkan oleh guru, dan 3 anak lagi mencari kartu pasangan bentuk bangun datarnya) setelah selesai murid diarahkan untuk menempelkan hasil yang di peroleh dari make a match yang menjadi LKPD kelompok, guru membagikan bahan LKPD berupa(karton, gambar bangun datar, gunting dan lem)
d.Mengembangkan dan menyajikan hasil dimana guru mengarahkan dan memonitoring murid berdiskusi secara berkelompok untuk menyelesaikan LKPD
e.Menganalisis dan mengevalasi dengan guru memberi kesempatan kepada murid disetiap kelompoknya untuk maju menunjukan dan menyampaikan hasil LKPD, guru memberi penilaian. Setelah LKPD kelompok selesai dilanjutkan dengan pemberian soal formatif.
4.Kegiatan penutup dilaksanakan dengan menyimpulkan hasil belajar, reflksi pembelajaran, memberi penguatan, memberikan tindak lanjut dengan tugas mengamati benda- benda berbentuk bangun datar yang ada di rumah, dan menuliskan dalam buku, dan diakhiri dengan salam.
5.Sumber daya yang diperlukan dalam penggunaan model PBLdan metode make a match  ini antara lain guru harus memahami setiap sintaknya dan juga pengkondisian murid ketika kegiatan itu berlangsung, serta pemanfaat IT dengan media PPT berbasis video, guru harus mempersiapkan video yang akan ditampilkan,serta guru harus  memahami cara menayangkan menggunakan proyektor dan laptop.
D.REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK
 Dampak dari aksi yang sudah dilaksanakan sangat efektif pada pembelajaran, hal ini dapat terlihat dari:
Kegiatan yang berpusat pada murid meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan analisis hasil  penilaian soal formatif diperoleh nilai rata -rata adalah 92 dengan KKM 70. Murid  yang mendapat nilai diatas KKM ada 29 murid dan yang mendapat nilai dibawah KKM ada 1 murid  dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 40, yang sebelumya pada saat asesmen diagnostik hanya memperoleh nilai rata- rata 5,6
Murid terlihat aktif dalam proses pembelajaran dengan kegiatan diskusi kelompok  Make A Match. Saat proses pembelajaran terlihat dari semua kegiatan tersebut murid dapat bertukar pendapat, saling menyemangati satu sama lain ketika Make A Match berlangsung, bersemangat dalam menjawab soal dan memasangkan gambar sesuai dengan arahan guru, tampak ekspresi bahagia murid ketika jawaban tersebut benar dan murid sangat antusias mempresentasikan hasil diskusi kelompok, memberi kesimpulan serta alternatif penyelesaian dalam suatu masalah.
Penggunaan media PPT berbasis audio visual juga sangat membantu murid untuk memahami konsep materi yang cukup luas agar lebih mudah dipahami oleh murid. Pemahaman konsep oleh murid dilihat dari perubahan hasil belajarnya yang terbukti nilai rata-rata di atas KKTP.
Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) dalam langkah-langkah pembelajaran dapat melatih serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis murid terlihat dari tanggapan dan jawaban yang dilontarkan murid saat proses pembelajaran kemudian dijawab murid dengan baik. Ketika diskusi kelompok menyelesaikan masalah yang diberikan kepada murid juga terlihat mampu mengananalisis permasalahan yang ada, ini terbukti dari penyajikan hasil diskusi kelompok yang disampaikan di depan kelas dengan tepat. Murid juga berhasil menyelesaikan soal evaluasi yang berbasis HOTS terbukti dengan hasil belajar yang rata-rata sudah mencapai KKTP.
Adapun respon murid pada pembelajaran ini adalah sangat senang, Bisa dilihat saat kegiatan proses pembelajaran murid terlihat aktif dalam merespon disetiap langkah pembelajaran dan memberikan refleksi yang baik.  Saat kegiatan tanya jawab dan  kelompok, murid juga terlibat aktif. Murid juga memberikan refleksi bahwa pembelajaran yang di laksanakan sangat menyenangkan. Hal tersebut memberi kesan yang mendalam kepada murid sehingga murid mengharapkan model pembelajaran dengan metode dan media yang sama pada materi berikutnya.
Hal yang menjadi faktor keberhasilan pembelajaran ini yaitu sangat ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model serta metode pembelajaran inovatif dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik murid serta materi yang akan diajarkan, penguasaan guru dalam memahami dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran pada modul ajar yang sudah disusun, serta penguasaan metode Make A Match dan  media PPT berbasis audio visual "bangun datar" dengan tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H