Mohon tunggu...
Suranto Basuki Sudirman
Suranto Basuki Sudirman Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan Lepas

Seorang Wartawan Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pontianak Dilanda Wabah Kenakalan Remaja, Perlukah Superhero Komik Memberantasnya

17 Maret 2024   14:23 Diperbarui: 17 Maret 2024   14:27 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Pontianak, yang dikenal karena keindahan alamnya yang memesona di tepi sungai Kapuas, saat ini dihantui oleh sebuah wabah yang meresahkan: kenakalan remaja. Hampir setiap malam, laporan tentang aksi kekerasan, vandalisme, dan tindakan kriminal lainnya menghiasi berita lokal. Pertanyaannya pun muncul: Apakah Pontianak membutuhkan seorang pahlawan?

Fantasi tentang pahlawan super seperti Batman mungkin telah menarik perhatian beberapa orang di kota ini. Konsep sosok yang muncul di malam hari, melindungi kota dari kejahatan dengan kekuatan dan keberanian luar biasa, terasa menggoda di tengah kekhawatiran akan keamanan. Namun, apakah keberadaan seorang pahlawan seperti Batman dan Kick Ass akan menyelesaikan masalah yang mendera Pontianak?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita lihat kembali pada film seperti "Death Wish" yang pernah ditonton. Film tersebut memperlihatkan sosok antihero yang bertindak sendiri melawan kejahatan di kotanya. Meskipun aksi-aksi tersebut dianggap memuaskan dalam konteks film, dalam kehidupan nyata, tindakan semacam itu seringkali dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada yang mereka selesaikan. Tindakan kekerasan sendiri, bahkan jika dilakukan demi kebaikan, cenderung melanggar hukum dan etika sosial.

Pontianak, seperti kota-kota lain di dunia, menghadapi masalah kompleks yang tidak dapat diselesaikan dengan cepat oleh seorang pahlawan individu. Solusi jangka panjang memerlukan upaya bersama dari seluruh masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat sipil, dan warga lokal. Upaya pencegahan yang melibatkan pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pembangunan komunitas dapat lebih efektif daripada intervensi yang bersifat reaktif.

Pahlawan sejati mungkin bukan sosok yang mengenakan kostum dan bertarung di jalanan pada tengah malam, melainkan mereka yang bekerja keras setiap hari untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan mencegah terjadinya kejahatan. Mungkin mereka adalah guru yang menginspirasi siswa-siswa mereka, petugas polisi yang berdedikasi, atau relawan yang bekerja untuk memperbaiki lingkungan tempat tinggal mereka.

Jadi, apakah Pontianak butuh seorang pahlawan? Jawabannya mungkin bukan dalam arti yang sering kita lihat di layar kaca atau dalam buku komik. Yang diperlukan adalah komitmen bersama untuk membangun masyarakat yang aman, adil, dan beradab, di mana setiap warga merasa bertanggung jawab atas keamanan dan kesejahteraan bersama. Itu mungkin bukan fantasi yang mengasyikkan seperti dalam film, tetapi itu adalah langkah yang nyata dan berkelanjutan menuju masa depan yang lebih baik untuk Pontianak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun