Mince, mahasiswa lainnya, punya pendapat lain. Ia menilai masyarakat di sekitar tempat kosnya kurang cocok dengannya. “orang-orangnya suka membicarakan orang lain, suka pamer pada hal-hal yang tidak penting, jadi kita males bergaul dengan mereka,” kata mahasiswi yang sementara tinggal di Panca Karya ini.
Meski demikian, ada pula mahasiswa yang guyup dan senang bergaul dengan warga. Parno, warga Bulusan Kecamatan Tembalang mengaku, masih sering nongkrong dengan mahasiswa. “Kalau kerja bakti mereka memang tidak diikutkan, karena pemilik kos yang bertanggungjawab. Tapi kami masih sering ketemu. Kalau ketemu mereka juga negur dulu,” akunya.
Sejak kampungnya menjadi daerah kos-kosan pada tahun 1998, Parno mengaku ia belum pernah mendapati hal-hal yang tidak mengenakan. “Kalau mereka kebut-kebutan, kita tegur, besoknya tidak berani lagi,” lanjutnya. Blog Rahmat Petuguran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H