YOGYA(KR)-Sejumlah aktivis dan penggerak sosial kemanusiaan di Yogyakarta, Senin (26/9) malam, melakukan aksi damai di perempatan Tugu. Mereka mengecam pelaku aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo, Minggu kemarin.
Dengan melilitkan kain hitam ke Tugu simbol Yogya dan menyalakan sejumlah lilin, mereka melakukan orasi bernada kecaman terhadap pemerintah atas kelalaiannya menjaga warganya, sehingga timbul korban jiwa. Kain hitam menjadi perlambang keprihatinan atas tewasnya sejumlah orang akibat bom bunuh diri.
Andi Surya Awaludin SH dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) mengatakan, aksi kekerasan dan bom bunuh diri yang masih terjadi di Indonesia menjadi keprihatinan bersama. Karena itu, pihaknya berharap semua pihak agar saling bantu membantu menanggulangi aksi kekerasan.
Sementara Direktur Eksekutif Gerakan Integrasi Nasional atau National Integration Movement (NIM) Dr. Wayan Sayoga sangat menyesalkan atas tindakan teror dan kekerasan di Solo. Perilaku teror atau tindakan kekerasan atas nama dan dalil apapun tidak dapat ditoleransi.
"Apalagi bila teror dan kekerasan ini dilakukan dalam rumah ibadah yang rentan dan dapat memancing tindakan kekerasan lainnya seperti konflik horizontal," kata Wayan Sayoga.
Kedaulatan Rakyat 27 September 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H