Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Ncuhi Puma

3 November 2023   07:33 Diperbarui: 3 November 2023   07:37 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Bersama tim peneliti dan pihak perusahaan

Kuburan-kuburan ini besarannya bervariatif. Ada yang tinggi kurang dari satu meter ada pula yang disusun menggunakan batu-batu seukuran tangan yang terkepal. Kuburan ini merupakan bukti adanya kehidupan di masa lalu di wilayah Puma. Sementara di bukit yang tidak jauh dari lokasi yang disinyalir sebagai kampung tua, juga terdapat puluhan kuburan.
Ada beberapa kuburan yang nampak berlubang. Kedalamannya sekitar satu meter lebih. Dan berdasarkan cerita tutur masyarakat, bahwa kuburan-kuburan ini pernah digali oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

Terlihat di sekitar lokasi kuburan tanahnya memang agak datar walau berada di punggungan gunung. Dan puncak wawo Wobu yang berada di selatan nampak terlihat dengan mudah. Wawo Wobu sendiri merupakan salah satu tempat di Doro Puma yang dijadikan sebagai tempat untuk bersantai bagi masyarakat di masa Ncuhi.

Selain pemukiman lama dan sawah, di Doro Puma juga terdapat wadu kadera (batu kursi) wadu kajuji, (baru congklak), wadu kawentu (batu Kawentu). Peninggalan-peninggalan ini masih bisa dilihat sampai sekarang. Karena dari material batu, sehingga bukti kehidupan masyarakat di masa lalu masih bisa bertahan lama.

Di Doro Puma usai masa Ncuhi, dijadikan sebagai tempat melepas kerbau bagi masyarakat setempat. Ketika musim tanam tiba, kerbau-kerbau digiring ke Doro Puma. Sawah Puma serupa kandang besar dimana kerbau-kerbau ini dilepas liarkan begitu saja.

Dok. Kerbau di sawah Puma
Dok. Kerbau di sawah Puma
Dok. Suradin/Raden't
Dok. Suradin/Raden't

Hal ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat desa Hu'u sekarang, tetapi juga masyarakat lain seperti masyarakat Kuta. Dengan menyusuri arah timur pantai di teluk Cempi, kerbau-kerbau ini menuju perjalanan yang lumayan jauh ke selatan sebelum diarahkan ke Doro Puma.

Ada beberapa gunung yang harus di lewati dengan medan yang ekstrim sebelum sampai di Doro Puma. Rumput yang hijau dengan air yang terus mengalir ke sawah Puma menjadi tempat yang nyaman bagi kerbau-kerbau ini. Ketika di lepas, kerbau ini sesekali akan datang  dan di cek oleh pemiliknya. Dan ketika usai musim panen selesai, kerbau ini di arahkan kembali ke dataran rendah yang tidak jauh dari bibir pantai.

Bukti-bukti peninggalan yang ada di Doro Puma, telah memberi gambaran bahwa ada kehidupan di tempat ini di masa lalu. Terlebih lagi cerita tutur beberapa tetua di masyarakat menguatkan tentang kehidupan di masa lalu. Menjaga dan merawatnya merupakan cara yang elok dan bijak untuk melestarikan peninggalan-peninggalan ini.

Karena sejarah adalah identitas. Identitas bagi masyarakatnya dan karena itulah sangat berlasan kenapa peninggalan-peninggalan ini perlu dilestarikan keberadaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun