Dari perjalanan inilah tulisan ini berada di depan sidang pembaca. Dan jika penasaran dengan keberadaan telaga Sima, maka jangan malu-malu mengajak saya. Karena masih ada kisah yang belum semua terurai dengan barisan kalimat dan paragraf.
Terima kasih sudah membaca kisah perjalanan kami kali ini. Tetaplah membersemai alam karena dengan itu kita bisa harmonis dalam menjejaki semesta. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!