SAYA datang bersama dua sahabat di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Hu'u (SMAN 1 HUU), Sabtu, 5 Oktober 2022 pukul 09.12 wita. Sebut saja namanya Syarifuddin dan Yuli. Kedatangan kami di sekolah ini bukan tanpa alasan. Kami diundang untuk "berceloteh" tentang jurnalistik dengan tema "tentang media dan literasi".
Mendengar itu mereka mengangguk tanda setuju.Â
Bahkan ada pula siswa bertanya tentang motivasi saya menulis bahkan bisa sampai  menulis buku. Padahal mereka  belum tahu, saya hanya sekedar menyalurkan hobi saja dengan menulis. Karena sejujurnya, saya masih jauh dari kata sebagai penulis sungguhan.
Tapi apa boleh buat, karena diundang, saya memberanikan diri untuk berbicara tentang media dan literasi. Kenapa dua hal ini penting di sampaikan kepada siswa. Karena menurut hemat saya, media ibarat hardware dalam komputer.
Ia merupakan wadah atau perangkat dimana seorang penulis bisa menyalurkan ide-idenya. Sementara literasi serupa sofware. Ia adalah ide yang terangkai dalam barisan kalimat dan paragraf, kemudian menjadi satu cerita utuh yang menyambung satu sama lain.
Usai menjelaskan materi, saya memberikan kesempatan  kepada siswa untuk menulis berita dengan cara mereka sendiri. Setelah sekian menit berlalu saya terperanjap dengan melihat beberapa tulisan siswa di depan layar komputer. Tulisan mereka keren. Bagus. Dan bahkan saya hampir tidak percaya dengan struktur tulisan mereka. Pasalnya, mereka masih berstatus siswa.
Jika tulisan itu ditulis oleh penulis kawakan, mungkin akan dianggap biasa. Tapi ini ditulis oleh siswa yang baru pertama kali mengikuti diklat jurnalistik. Pada siswa ini saya memendam kekaguman. Tanpa sadar saya sedang belajar pada semangat mereka belajar. Mareka masih remaja jika tidak ingin disebut dewasa. Tapi semangat belajarnya patut diacungi jempol.