Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Yamin Berkisah

17 Desember 2021   18:24 Diperbarui: 17 Desember 2021   18:26 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


SEBUT saja namanya Yamin (35). Dia adalah nelayan yang berdomisili di Desa Jala, sebuah desa pesisir di selatan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. 

Yamin kecil sudah malah melintang dengan lautan luas nan menantang adrenalin.

Bapaknya adalah guru terbaik yang menuntunnya dengan segala pengalamannya. Yamin selalu di bawanya kala melaut dan menjaring ikan di teluk Cempi yang luas. 

Lahir dari orang tua nelayan telah memberinya pengalaman bagaimana menjadi nelayan yang berani menantang semua resiko yang datang menerpa.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Untuk sampai pada pemahaman yang matang, dirinya telah melalui kubangan masalah selama melaut.

Mulai dari tiba-tiba matinya mesin, hingga dihempas ombak yang membuat perahu yang ditumpanginya oleng hingga dirinya tenggelam.

"Yang sulit dilupakan ketika perahu terguling karena angin dan ombak yang ganas" Tuturnya saat diwawancarai, 23 November 2021.

Dikatakannya, ketika itu dirinya bersama dua orang lainnya saat menjaring ikan yang dekat dengan tebing di mulut teluk. 

Tiba-tiba ombak datang dengan gulungan yang menakutkan nyali. Seketika perahu terbalik, dan semua menyelamatkan diri dengan meraih benda yang mengapung di dekat perahu.

"Untung ada jerigen sebagai pelampung" Lanjutnya

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Setelah berenang sekian jam, Yamin dan kedua temannya berhasil keluar dari maut. 

Di pesisir mereka bertemu nelayan lain yang dimintai bantuan untuk mengambil kembali perahu yang tenggelam. 

Perahu itu lalu ditarik ke pantai dengan susah payah setelah melewati terjangan ombak yang tak kunjung berhenti.

Ketika ditanya penghasilan, Yamin sejenak terdiam. 

Tatapannya kosong. Di tatapnya langit biru yang maha luas. Seolah ada getir dalam jiwanya yang sulit ditumpahkan. 

Ada keinginan yang tak kunjung terpenuhi hingga dirinya tak pernah berubah secara ekonomi. 

Sementara dalam darahnya mengalir jiwa petualang warisan bapaknya yang kini masih menggelorakan semangatnya untuk menerjang ganasnya ombak.

"Penghasilan menjadi nelayan hanya cukup makan saja, tampak sulit jika untuk mengembangkan hidup" Ucapnya pelan hampir tak terdengar.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Yamin menyadari tampaknya menjadi nelayan adalah pilihan yang logis walau hasilnya tidak selamanya menggembirakan. 

Sempat bekerja di sektor yang lain, tapi tak cukup alasan baginya meninggalkan sepenuhnya menjadi nelayan. 

Menjadi nelayan serupa takdir yang mengharuskannya untuk setia pada apa yang pernah diajarkan orang tuannya. 

Walau pun sering kali mengeluhkan penghasilan yang tidak seberapa besar untuk menafkahi keluarganya.

Doktri. Suradin
Doktri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dirinya berharap ada keberpihakan pemerintah lewat kebijakan-kebijakannya untuk mengatur harga, agar tangkapan nelayan bisa diapresiasi dengan harga yang proposional. 

Harapan itu tidaklah muluk-muluk hingga pengambil kebijakan dahinya hingga berkerut  berhari-hari. 

Cukup membuat regulasi yang berpihak pada nelayan, lalu mengawasinya hingga benar-benar terwujud seperti apa yang diharapkan semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun