DI kawasan Asia Tenggara khususnya di kepulauan Nusantara kita mengenal masyarakat Bajo atau Bajau. Mereka mendiami pesisir kepulauan seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di timur Indonesia. Bahkan di pulau-pulau yang berbatasan dengan negeri tetangga mereka berkarib dengan ruang samudra.
Persebaran orang Bajo di Nusantara sudah di tulis oleh banyak peneliti. Orang Bajo di sebut orang laut. Mereka meregenerasi hingga kini. Rekam jejak mereka sebagai pelaut ulung sudah terekam dalam banyak literasi. Dan hingga kini orang-orang Bajo masih bisa dijumpai di belantara kepulauan Nusantara.
                ***
Tampak tidak banyak anak seusianya memilih melanjutkan profesi orang tuanya. Dia satu di antara yang sedikit memutuskan bergumul dengan laut. Sejak kecil dirinya telah di didik dan diajak orang tuanya mengenal kehidupan sebagai masyarakat pesisir. Hamparan pasir yang memanjang, perahu yang bersisian, karang dan bebatuan terhampar kala air surut, merupakan tempatnya bermain dan menikmati hari.
Pengalaman merupakan guru terbaik yang mengajarinya menjadi pelaut ulung. Di usianya yang masih remaja dirinya telah berani menantang ombak, berlayar sendiri, mengarungi ruang samudra hingga menatap laut yang tak bertepi. Di sanalah jaringnya di lepas hingga ke dasar laut. Hanya langit yang menjadi atap dalam kesendirian. Tidak siang, malam pun dia terbiasa menjaring ikan di ruang samudra.
Di bagian tengah, terpasang terpal yang seukuran satu tangan orang dewasa, sebagai tempat berteduh dari sengatan matahari dan berlindung kala hujan membasahi bumi. Jika malam menyapa, dirinya terbiasa duduk memegang lutut lalu melepas pandang pada kilauan lampu rumah-rumah yang berada di pesisir pantai. Bintang-bintang menerangi malam hingga mimpi menjemput pagi.
Dalam berlayar, harus ada perhitungan yang matang dengan kemampuan membaca tanda-tanda alam. Dengan begitu, ini sangat memberi pengaruh. Selain terhindar dari marabahaya juga bisa menentukan hasil tangkapan. Bertahun tahun diyakininya dengan benar akan kebiasaan itu. Petuah-petuah tetua kampung diyakini dengan sepenuh hati. Karena itu akan sangat membantu selama mengarungi lautan luas.
Dia menyulam kisah lewat laut. Memahatnya hingga kelak menjadi histori. Kisah-kisah heroiknya akan di kenang generasi. Kini ia mastikan bahwa semua yang dilakukannya untuk memberi senyum kepada kedua orang tuanya. Dia anak yang patuh dan menghormati setiap apa yang dianjurkan orang tuanya. Dan selalu melangitkan doa agar keduanya bisa segera berpijak di tanah suci Mekkah.