LAUT tidak hanya menyimpan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Tapi laut juga adalah bagian dari semesta yang bisa menjadi guru bagi siapa pun. Ada materi yang disuguhkan oleh laut untuk manusia yang ingin mempelajarinya.
Laut akan mengalami pasang surut dalam waktu tertentu. Bergantian. Tidak statis. Demikian pula kehidupan yang menghinggapi manusia. Tidak Ada kehidupan manusia manapun yang benar-benar bertahan dalam satu titik. Semua dinamis. Sejalan dengan maksud kehidupan yang fana.
Seperti air laut yang sabang hari akan pasang, dan diwaktu yang lain akan surut. Manusia tidak perlu larut dalam kesedihan ketika pernah terhempas badai kehidupan.Â
Karena badai itu pasti berlalu. Mentari kembali hadir memberi semangat pada kehidupan. Jalanilah dengan penuh kesabaran. Karena akan selalu ada alasan untuk kembali memulai hari dengan semangat '45.
Setiap masalah mengandung hikmah bagi kehidupan seseorang. Sikap yang bijak diperlukan untuk menyikapi setiap patahan problem dalam hidup. Kadang masalah yang datang serupa hempasan ombak lalu hancur lebur menjadi buih yang berserakan.Â
Namun demikian, ada keindahan dari buih itu, lalu pelan menyapa pasir di pantai. Sejurus itu pelangi muncul indah permai di hempasan ombak yang garang.
Hidup memang demikian adanya. Tak perlu ada penyesalan yang perlu diratapi terlalu lama. Memang tidak mengenakan jika diselimuti masalah. Seolah semua menjadi gelap.Â
Hilang harapan. Butuh sandaran untuk kembali bangkit. Semesta seakan tak berpihak. Kita serupa noktah kecil dalam gurun yang tandus. Embun enggang menyapa untuk sekedar menetes satu tetes agar bisa kembali memberi harapan.
Hidup memang begitu. Kalau kita di atas awan. Melangit bersama kesuksesan, maka kita akan dikerumuni banyak orang. Segala label disematkan kepada kita.Â
Bahkan tidak sedikit mengaku bersaudara dan mendekat, Â melekat seperti lem. Semua mengagumi. Memuji. Tapi jika kita terpuruk. Jatuh dihempas nasib. Maka, mereka pasti banyak menjauh. Hilang bersama debu jalanan yang bertebaran dihempas angin.
Hidup memang seperti itu. Jalanilah hingga saatnya tiba. Santuy saja. Semua akan terlewati. Tidak selamanya terpuruk. Tidak selamanya pula kita berada di atas singgah sana kehidupan.Â
Seperti kata orang bijak, setiap masa ada pemimpinnya, dan setiap pemimpin ada masanya. Semua silih berganti. Tidak ada yang abadi dan kekal untuk selamanya. Yakinlah semua akan indah pada waktunya.
Bisa jadi orang yang kita tinggikan saat ini, adalah musuh yang nyata untuk kita di kemudian hari. Dan sebaliknya, mereka yang kita hinakan dengan makian yang menyesakan dada, bisa jadi menjadi orang yang mengulurkan tangan ketika kita terpuruk.Â
Tak ada yang lebih tahu tentang masa depan seseorang selain pemilik semesta. Kita perlu bijak dalam menyikapi semua kepungan masalah hidup.
Saat menulis ini, saya tiba-tiba teringat lirik lagu Dewa-19 yang dilantunkan Ahmad Dhani dan Once yang berjudul Hadapi dengan senyuman.
"Hadapi dengan senyuman, semua yang terjadi biar terjadi. Hadapi dengan tenang jiwa, semua kan baik-baik saja"
Penggalan lirik lagu ini memberi keyakinan, bahwa semua yang terjadi pasti akan baik-baik saja. Hadapi lah dengan lapang dada, karena sesungguhnya semua akan berlalu dan hanya meninggalkan jejak sebagai pelajaran dan kenangan.
Tetap lah tersenyum. Karena akan selalu ada hari dimana harapan itu memberi jawaban atas apa yang pernah kita impikan. Sebab setiap saat akan selalu terbuka peluang untuk mendapatkan yang terbaik dari suguhan semesta. Sang khaliq lebih tahu dan memahami kapan waktu yang tepat semua itu dihamparkan kepada kita.
Tetap tersenyum dan tetap menaruh keyakinan, karena jawaban atas doa-doa akan segera terkabul. Bersiaplah untuk menghadapi ujian yang sebenarnya. Karena kesuksesan hanyalah satu kata yang mewakili semua pengorbanan selama ini.
Tersenyumlah, karena mentari segera menyapa. Sambutlah dengan riang gembira. Bergegaslah untuk menyambutnya dengan kepala tegak. Beban hidup akan enyah dari peredaran. Keterpurukan akan dihempas angin kesuksesan. Yakinlah bahwa itu benar-benar nyata dan apa adanya. Sebab sang ilahi robhi tak pernah ingkar janji. Percayalah.
Pada semesta kita bisa belajar. Ada pelajaran dihamparkan setiap waktu. Seperti saat ini, saya berdiri membentangkan tangan. Meyakinkan diri akan senja bersama berakhirnya hari. Akan ada mentari yang siap menyambut di ujung malam. Karena keyakinan akan memberi kekuatan atas sebuah harapan.
Di pantai Situs Nangasia, saya mencoba mengawalinya.