SUNGGUH nikmat kala menatap lembayung senja sembari menyeruput kopi hitam. Ada sensasi yang membumbung tinggi ke angkasa. Ada damai menyeruak ke semua arah. Ada ketenangan bersama hempasan angin laut yang menerpa.
Saya merasakan itu ketika menikmati panorama Pantai Situs Nangasia. Saya sering datang sendiri. Pantai ini tidak seberapa jauh dari perkampungan. Bahkan berada di pinggir jalan utama menuju kota Kabupaten. Pantai ini cukup viral di media maya. Walaupun belum pernah di sambangi oleh Luna Maya. Artis yang pernah menjalin asmara dengan vokalis band Peterpan.
Di Pantai Situs Nangasia ada lapak kecil, dimana para pengunjung bisa memesan beragam minuman. Saya jarang memesan yang lain selain kopi. Kenapa harus kopi? Jangan di tanya. Karena kopi tidak hanya persoalan rasa, tetapi juga sensasi. Saya sendiri bukan pecinta kopi kelas berat.Â
Bahkan saya tidak bergabung dalam sekte tertentu dalam urusan kopi. Sepanjang kopi itu bersahabat dengan lidah, hangat di tenggorokan, maka tetap diseruput.
Tapi menyeruput kopi, sangat ditentukan pada taiming yang tepat dan tempat dimana kopi disajikan. Jika diseruput pada saat di pantai bersama kekasih pujaan, akan sangat lain sensasinya jika dibandingkan saat berada di dalam rumah.
Sama halnya alasan kebanyakan para perokok yang saya temui. Walaupun saya sendiri bukan perokok. Menurut mereka, kalau tidak merokok sesaat seolah pikiran tidak bisa berpikir jernih dan tidak bisa menuntaskan pekerjaan tertentu. Demikian pula ketika tidak menyeruput kopi sehari saja. Seolah dunia serasa hambar tanpa cinta dan belaian semesta.
Ada cukup alasan untuk datang dan menikmati kopi hitam di pantai Situs Nangasia. Selain pantainya yang bersih, tempat duduk bagi para pengunjung pun tersedia. Bahkan ada pula spot foto serupa love yang dikelilingi oleh lampu hias di  bibir pintai. Jika malam menyapa, kedap kedip lampu hias ini menambah cantiknya suasana di pantai.
Anda bisa datang bersama tambatan hatinya sembari menghadap laut, lalu menyulam kisah berdua. Anda bisa merasakan ada sapuan semesta yang memberi hangat pada pijakan Anda di atas pasir putih yang nan damai.
Seperti yang saya rasakan saat ini, Rabu, 25 Agustus 2021. Saya menikmati panorama pantai, bersama satu gelas kopi hitam yang tersaji di atas meja. Walau sendiri, tapi tak menghilangkan arti penting sebuah perjumpaan dengan semesta.Â
Imajinasi mengangkasa, lalu berujung pada barisan aksara. Sekilas, tapi berjejak. Saya akhirnya tenggelam bersama pekatnya malam yang menyambut. Satu gelas kopi hitam tiarap bersama berakhirnya hari.
Namun kisah ini tak akan berhenti sampai di sini. Ada jejak yang tertinggal, kelak akan memberi alasan untuk bisa kembali lagi bersama ingatan yang menuntun.
Adakah alasan Anda ingin bersantai di pantai Situs Nangasia? Jika ada, maka datanglah untuk menyibak senyum pada senja yang selalu menanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H