Kemudian Pak Jeff menunjukan tanaman herbal yang tumbuh segar dalam pot embernya. Ia angkat. Membersihkan pangkalnya yang selimuti rumput liar.Â
Tangannya begitu cekatan menarik lumpur itu dari akar-akarnya. Bersih. Sejurus kemudian pot itu angkatnya di potongan kayu sebagai wadahnya. Terlihat berjejer  dengan tanaman lain di sekitarnya. Adem dalam pandangan. Saya menikmati suasana alam di taman ini. Ada kedamaian menyeruak semesta.
Saya lalu memotret di beberapa sudut taman. Keindahan di setiap jebretan mendorong saya untuk melihat taman ini dari berbagai penjuru arah. Hampir tak terlihat satu pun tanaman yang layu. Semua segar. Tak ada alasan untuk merunduk dan mengakhiri masa. Karena air selalu mengalir membasahi akarnya yang menjalar.
"Tanaman herbal ini untuk obat-obatan" Ujar pak Jeff.
Selain disibukan dengan aktivitasnya sebagai kepala keluarga, berkebun, merawat taman, dan berdagang dengan kios UD. Kaya Raya yang dimilikinya.Â
Pak Jeff juga adalah seorang konsultan manajemen di perusahaan  lokal lingkar tambang. Maka kami tidak hanya memandang pak Jeff sebagai sahabat yang akrab di ajak berbincang, tetapi juga sebagai guru. Guru untuk merapalkan pengalamannya di dunia pertambangan sekian tahun lamanya.
Bahkan sebelum menjadi seorang konsultan manajemen seperti sekarang ini, Pak Jeff pernah menjadi manager di PT. Pasindo dan PT. Dompu Gutama Wisata (perusahaan lokal). Tentu dengan pengalamannya yang segudang itu, dirinya cukup paham bagaimana semestinya mengatur manajemen sebuah perusahaan agar bisa berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan lain.Â
Saya menaruh hormat dengan pengalamannya yang menahun itu. Karena tidak banyak orang seperti dirinya yang memiliki cukup pengalaman di dunia pertambangan.
Karena hari semakin sore, saya minta pamit kepada Pak Jeff. Saya bergegas bersama lajunya waktu untuk memburu temaram senja di Pantai Situs Nangasia. Saya melajukan kendaraan. Membelah jalan menuju pantai. Lalu lalang kendaraan sore hari, membuat tangan saya sesering mungkin menurunkan tarikan gas roda dua yang saya kendarai. Dari kejauhan, mega-mega di langit laut teluk Cempi menyapu semesta.
Ada kisah yang ingin kembali saya ukir di pantai sore ini. Seseorang sedang menunggu. Menunggu untuk bermadu kasih dengan saya. Adakah dia setia menunggu? Entahlah. Saya harap demikian.