LAHIR dari orang tua petani, mengajarkan saya banyak hal. Mulai dari konsisten hingga dituntut bekerja keras. Dari pembibitan benih sampai masa panen, saya mengikuti dan merasakan langsung prosesnya. Dan setiap tahun proses itu terus berkesinambungan. Yang berbeda hanyalah waktu tanam dan bibit yang ditebar ke tanah.
Biasanya musim tanam dilakukan akhir tahun. Bulan Desember. Itu jika hujan lebih cepat membasahi tanah. Terkecuali sawah dekat dengan sungai, saluran irigasi dan di belakang kampung. Bahkan sebelum bulan Desember warga sudah menebar benih. Sawah yang jauh dari sungai, kadang harus menunggu hujan yang intens baru bisa tanam padi. Pasalnya, sawah yang di ada kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat sawah tadah hujan.
Walaupun sudah ada mobil pemotong padi, tidak lantas sistem borong hilang begitu saja. Masih saja ada masyarakat yang enggang menggunakan mobil pemotong padi dengan beragam alasan. Mulai dari alasan kurang bersih sampai mempertimbangkan adanya keluarga dekat yang ingin mengambilnya untuk diborong. Tapi, dengan menggunakan mobil pemotong padi, jauh lebih cepat dan efisiensi dalam segi waktu.
Karena masih semi manual dengan bantuan mesin perontok, proses panen tahun ini pun agak lama. Ditambah lagi dengan cuaca yang tidak bersahabat. Beberapa hari hujan sehingga menghambat proses panen. Padi yang di panen pun terancam mengalami kerusakan karena direndam air. Tapi, alhamdulilah matahari kembali menyapa semesta sehingga panen kembali bisa dilanjutkan. Akibat di rendam air di sawah, padi yang di panen tidak bisa dijual karena di nilai tidak memenuhi standar pengepul.
Alhamdulilah hasil panen tahun ini cukup menggembirakan. Di atas target. 60 sekian karung. Hasil yang jarang didapat oleh orang yang menggarap sawah kami, karena pernah digadaikan selama saya menimba ilmu di perguruan tinggi. Setelah pertama kali kembali ke pangkuan orang tua dan digarap sendiri, hasil ini patut kami syukuri. Sampai-sampai ibu memotong ayam sebagai wujud rasa syukurnya kepada yang maha kuasa, Jumat, 9 April 2021.
Bahkan selama masa panen, hari-hari bapak dihabiskan mengurus padi. Tidak siang, malam pun bapak berbagi kisah dengan pekatnya malam. Hanya suara kodok dan terangnya bintang yang menghiasi malamnya. Tapi setelah selesai panen, bapak sudah bisa kembali tidur di rumah dan bergabung dengan kami sekeluarga.
Doa kami, semoga bapak dan ibu selalu terjaga kesehatannya. Dan tahun mendatang kembali menebar benih untuk semesta dan mewujudkan harapan untuk segera berada di tanah suci. Semoga terwujud.