Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bersantai Bersama Sahabat dengan Cerita Penuh Inspirasi di Pantai Lakey

8 Januari 2021   18:22 Diperbarui: 8 Januari 2021   18:35 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Di pantai Lakey, Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu-NTB, 

SAYA bukan siapa-siapa di pertemuan itu. Saya hanyalah seorang pemuda yang hanya bisa menghitung umur dan memaknai kehidupan. Kemudian hari-hari saya biasanya di sibukkan dengan menarik ulur layar handphone untuk singgah di beberapa postingan di media sosial. Ketika di ajak dan bersua dengan orang-orang hebat dan konsen dalam banyak urusan; Sosial, politik terlebih pertambangan, saya merasa terhormat.

Sebelumnya saya sedang bersantai di pantai situs Nangasia. Namun tidak berselang lama, seorang kawan mengajak saya untuk menyambangi pantai Lakey. Kawan itu tidak sendiri, ia bersama beberapa yang lain dengan menggunakan dua mobil yang serba putih. Karena sudah kenal lama dengan kawan itu, saya pun mengamini ajakannya.

Dok. Bhogda
Dok. Bhogda
Dari pantai situs Nangasia menuju pantai Lakey, perjalanan kami tidak sampai menghabiskan waktu mengisap satu batang rokok. Karena jalanan menuju pantai Lakey sudah di aspal, mobil yang kami tumpangi seolah tidak mendapat hambatan sama sekali, terkecuali ketika keluar dari jalan utama menuju pantai. Karena beberapa meter dari itu, jalannya masih bertanah lumpur dan di beberapa titik masih terlihat kubangan bekas air hujan yang masih mengendap jelas.

Pasir putih, gulungan ombak, hempasan angin laut langsung menyambut kedatangan kami ketika kaki menginjak tanah. Di pinggir pantai Lakey di salah satu bar di kapal bekas yang sudah di modis, kami menikmati temaram senja di awal bulan Januari.

Dok. Chen, pantai Lakey
Dok. Chen, pantai Lakey
Dok. Chen
Dok. Chen
Di atas pasir putih di sediakan beberapa tempat duduk, ayunan serta tempat untuk berbaring bagi para pengunjung. Kami menempati salah satu dari tempat  yang disediakan. Untuk menikmati temaram senja di langit sore, seorang di antara kami memesan tiga pizza porsi jumbo dan beberapa botol minuman dingin. Saya sendiri memesan teh hangat.


Awalnya kami cukup menikmati suasana dengan membincangkan topik sekitar aktivitas keseharian. Terlebih saat ini sebagian besar kawan yang hadir sedang konsen berafiliasi dengan tambang di kampung. Karena nggak paham mengenai pertambangan, saya memilih banyak mendengarkan. Paling tidak saya mendapatkan banyak suplai informasi mengenai pengalaman kawan-kawan ini.

Dok. Chen, 
Dok. Chen, 
Saya cukup kagum dengan pengalaman mereka sampai bisa membuat CV dan memiliki karyawan sendiri. Selain itu, yang membuat saya berdecak kagum mereka ingin membangun kekompakan serta semangat yang sama untuk bisa membuat suatu perubahan di tengah-tengah masyarakat.

Dan yang membuat perbincangan semakin hangat dan menarik, ternyata salah seorang dari kami ada yang akan ikut kontestasi pilkades beberapa bulan ke depan. Di hadapan kami, ia berkisah tentang niatnya membangun desa, yang kini dinilainya perlu ada sentuhan-sentuhan agar ada perubahan. Berangkat dari realitas serta pengalamannya, ia cukup yakin memenangkan pertarungan.

Walaupun dirinya menyadari, diperlukan dukungan serta support dari banyak pihak dalam wujudkan keinginannya. Karena akan ada banyak tantangan yang harus dirinya lalui untuk meyakinkan massa rakyat untuk memberikan dukungan pada dirinya.

Dokpri. 
Dokpri. 
Yang membuat saya terkesima, ketika ia begitu santai dan datar menanggapi pertanyaan serta komentar dari beberapa orang di antara kami. Tidak ada tanggapan yang sinis apa lagi menolak saran yang kami lontarkan. Bahkan ia mengakui, saran serta kritikan di pandangnya sebagai nutrisi dan vitamin dalam perjuangannya.

Lebih mengagumkan lagi, tidak terucap satu kalimat pun dari mulutnya menyinggung calon lain, apa lagi  mendeskreditkannya di hadapan kami. Malah ia katakan, pernah mengajak para calon lain untuk duduk bersama dan membincangkan tentang desa. Seolah ia ingin mengatakan kepada semesta, tujuan boleh sama, tapi tidak harus bermusuhan satu sama lain. Ia ingin pemilihan nanti bisa berjalan damai dan mengedepankan persaudaraan di antara sesama warga desa.

Dokpri
Dokpri
Dok. Chen, 
Dok. Chen, 
Padanya saya hanya menaruh harapan, jika mimpinya terwujud nanti, ia bisa menjadi pemimpin yang amanah. Terlebih ide dan gagasan yang ia hamparkan kepada kami bisa ia wujudkan dan memberikan manfaat kepada masyarakatnya. Keinginannya untuk menjadi salah satu kontestan perlu diapresiasi dan disambut baik oleh semesta. Padanya, kami semua yang hadir hanya bisa mengirimkan doanya semoga saja langkahnya menuju tangga kekuasaan diberikan jalan yang mudah dari yang maha kuasa.

Sampai tidak terasa, perbincangan kami  hingga malam tiba. Karena suatu alasan, kami pun memutuskan untuk mengakhiri perjumpaan tapi tidak dengan topik perbincangan. Suatu hari yang tidak ditentukan waktunya, kami sama-sama menaruh harapan agar bisa bersua kembali dalam suasana penuh persahabatan. Kapan kah itu? Entah lah hanya waktu yang kuasa menjawabnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun