SAYA bukan siapa-siapa di pertemuan itu. Saya hanyalah seorang pemuda yang hanya bisa menghitung umur dan memaknai kehidupan. Kemudian hari-hari saya biasanya di sibukkan dengan menarik ulur layar handphone untuk singgah di beberapa postingan di media sosial. Ketika di ajak dan bersua dengan orang-orang hebat dan konsen dalam banyak urusan; Sosial, politik terlebih pertambangan, saya merasa terhormat.
Sebelumnya saya sedang bersantai di pantai situs Nangasia. Namun tidak berselang lama, seorang kawan mengajak saya untuk menyambangi pantai Lakey. Kawan itu tidak sendiri, ia bersama beberapa yang lain dengan menggunakan dua mobil yang serba putih. Karena sudah kenal lama dengan kawan itu, saya pun mengamini ajakannya.
Pasir putih, gulungan ombak, hempasan angin laut langsung menyambut kedatangan kami ketika kaki menginjak tanah. Di pinggir pantai Lakey di salah satu bar di kapal bekas yang sudah di modis, kami menikmati temaram senja di awal bulan Januari.
Awalnya kami cukup menikmati suasana dengan membincangkan topik sekitar aktivitas keseharian. Terlebih saat ini sebagian besar kawan yang hadir sedang konsen berafiliasi dengan tambang di kampung. Karena nggak paham mengenai pertambangan, saya memilih banyak mendengarkan. Paling tidak saya mendapatkan banyak suplai informasi mengenai pengalaman kawan-kawan ini.
Dan yang membuat perbincangan semakin hangat dan menarik, ternyata salah seorang dari kami ada yang akan ikut kontestasi pilkades beberapa bulan ke depan. Di hadapan kami, ia berkisah tentang niatnya membangun desa, yang kini dinilainya perlu ada sentuhan-sentuhan agar ada perubahan. Berangkat dari realitas serta pengalamannya, ia cukup yakin memenangkan pertarungan.
Walaupun dirinya menyadari, diperlukan dukungan serta support dari banyak pihak dalam wujudkan keinginannya. Karena akan ada banyak tantangan yang harus dirinya lalui untuk meyakinkan massa rakyat untuk memberikan dukungan pada dirinya.
Lebih mengagumkan lagi, tidak terucap satu kalimat pun dari mulutnya menyinggung calon lain, apa lagi  mendeskreditkannya di hadapan kami. Malah ia katakan, pernah mengajak para calon lain untuk duduk bersama dan membincangkan tentang desa. Seolah ia ingin mengatakan kepada semesta, tujuan boleh sama, tapi tidak harus bermusuhan satu sama lain. Ia ingin pemilihan nanti bisa berjalan damai dan mengedepankan persaudaraan di antara sesama warga desa.