Dalam hidup memang tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi beberapa jam ke depan. Semua masih misteri. Hanya doa dan rencana yang terbaik yang bisa dilakukan oleh setiap orang. Dan benar saja, semua yang dimiliki dan bahkan diri kita pun, bisa segera akan menyusul mereka yang sudah tiada. Tuhan punya kuasa atas semuanya. Dan jika keputusan Tuhan sudah ditentukan, maka tidak ada satu pun mahluk di buminya ini yang bisa mengelak dari takdirnya.
Sesuatu yang kita miliki, pada dasarnya bukan sebenar-benarnya milik kita. Karena kapan pun bisa saja pergi dan menghilang. Bisa karena dicuri, dihempas angin puting beliung, tsunami, kebanjiran dan bahkan kebakaran. Musibah-musibah itu bisa datang kapan pun, tanpa pernah di sangka. Musibah itu seketika melahap sesuatu yang pernah kita banggakan, entah itu rumah, mobil, sawah dan segala harta benda yang selama ini dianggap milik kita sepenuhnya.
Sebagaimana musibah kebakaran yang terjadi  beberapa hari yang lalu di kabupaten Lombok  Utara. Belum pulih karena musibah gempa, kembali Lombok berduka. Tapi, kita bisa bersyukur dari sekian bencana serta musibah yang menimpa negeri ini, kita tidak kekurangan orang-orang baik yang berhati mulia.Â
Setiap bencana akan selalu saja ada orang atau kelompok yang mengulurkan bantuan untuk meringankan beban mereka yang terkena musibah. Salah satunya adalah rombongan guru-guru dari SMAN 6 Mataram, yang ikut mengambil bagian untuk mengulurkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak musibah kebakaran.
Setelah direncanakan beberapa hari sebelumnya, akhirnya rombongan SMAN 6 Mataram berangkat membawa bantuan untuk warga yang terdampak kebakaran di desa Sigar, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara-NTB, Kamis, (8/10). Bantuan yang di bawa berupa pakaian, minuman kemasan, uang, serta hadiah untuk anak-anak, yang rencananya akan langsung diserahkan kepada korban di lokasi kebakaran.
Di ketahui, kebakaran tersebut telah menghanguskan 20 rumah warga dan 1 masjid yang ikut ludes dilahap si 'jago merah', Sabtu malam (3/10). Tapi beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Tapi puluhan warga yang terdampak kebakaran terpaksa tidur di tenda-tenda darurat bahkan sebagian yang lain menginap di rumah-rumah warga sekitar lokasi kebakaran.
Drs. Artawan Plt. Kepala sekolah SMAN 6 Mataram di lokasi kebakaran menuturkan bahwa, ini merupakan upaya dari sekolah yang dipimpinnya untuk mengambil bagian dalam meringankan beban mereka yang terdampak kebakaran. Bahkan menurutnya, kedatangan rombongannya mendapat sambutan dan apreasiasi yang luar bisa dari masyarakat setempat. Pasalnya, dari sekian lembaga yang datang dalam membawa bantuan dan trauma healing kepada korban kebakaran, hanya SMAN 6 Mataram yang paling heboh dan seru. Karena yang ikut tidak hanya anak-anak saja, tetapi juga orang tua yang merasa terhibur dalam kegiatan trauma healing tersebut.
"Dari pengakuan bapak Rt dan ibu-ibu, alhamdulilah mereka sangat terhibur. Dan menurut pengakuannya lagi, dari sekian hari yang dilalui oleh masyarakat terdampak kebakaran, momen ini yang paling terheboh" Ungkapnya
Lebih lanjut, Artawan menyampaikan tujuannya, bahwa ini merupakan upaya untuk memupuk rasa empati terhadap sesama. Untuk itu, menurutnya sekolah juga melibatkan beberapa siswa untuk ikut serta dalam rombongan, sebagai bagian dari pendidikan untuk menumbuh kembangkan empati mereka terhadap sesamanya.
Di kesempatan yang sama, dirinya berharap musibah tersebut segera bisa diatasi, baik dari bantuan pemerintah maupun dari pihak yang merasa perduli untuk meringankan beban warga yang terdampak kebakaran.
"Mudah-mudahan ini bisa di atasi dalam waktu dekat, karena kita lihat situasi di lapangan itu, mereka tidur di tenda tanpa alas. Walaupun memang bantuan sudah begitu banyak mengalir, tapi baru sebatas kebutuhan sehari-hari, belum menyangkut rumahnya bisa diperbaiki" Terangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H