Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SMAN 6 Mataram Terapkan Protokol Kesehatan Saat Pembelajaran Tatap Muka

2 Oktober 2020   05:40 Diperbarui: 2 Oktober 2020   05:44 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SETELAH  sekian lama merebaknya Covid-19, dan memberikan pukulan telak bagi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak terkecuali lembaga pendidikan. Di Nusa Tenggara Barat hampir semua sekolah dihentikan proses belajar mengajar tatap muka, dan digantikan dengan belajar dari rumah. Pilihan ini diambil bukan tanpa alasan, sebab jika dipaksakan maka akan berdampak buruk bagi warga sekolah.

Begitu juga yang dialami oleh Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Mataram (SMAN 6 Mataram). Sekolah yang berlokasi di lingkungan Slagalas kota Mataram ini,  juga mengikuti intruksi pemerintah dengan menerapkan belajar mengajar dari rumah bagi siswanya. Tentu bisa dimaklumi, bahwa belajar dari rumah tentu bukan hal yang mudah di jalani oleh siswa maupun guru. 

Ada banyak keluhan menyeruak di permukaan, baik datang dari guru, terlebih siswa dan orang tua wali murid. Namun demikian, proses belajar tetap berjalan sebagaimana mestinya sembari menunggu intruksi dari pengambil kebijakan. Dan akhirnya, kebijakan itu muncul di bulan September untuk sekolah-sekolah yang merasa sudah siap menerapkan belajar tatap muka, walaupun pada dasarnya adalah simulasi.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
SMAN 6 Mataram salah satu sekolah yang menyanggupi untuk menerapkan belajar tatap muka ini. Dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 yang dibentuknya, serta komitmen dari semua warga sekolah untuk bahu membahu menerapkan protokol kesehatan selama proses pembelajaran berlangsung. 

Setelah sebelumnya, sekolah di perbolehkan untuk melaksanakan simulasi setelah diberikan instrumen terlebih dahulu dari dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi untuk mengetahui kesiapan sekolah dalam melaksanakan simulasi.

Masing-masing sekolah yang menyanggupi belajar mengajar tatap muka ini diberikan kesempatan selama sepekan. Tepat pada Sinen, 28 September 2020, Smansix sebutan lain dari SMAN 6 Mataram mengawali proses belajar mengajar tatap muka. 

Tapi dalam penerapannya, siswa ditentukan secara bergelombang, dengan bentuk duduk secara acak di ruang kelas. Sebagai bentuk komitmen sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan yang begitu ketat. 

Siswa (i) sebelum datang ke sekolah saja, sudah diinformasikan untuk mengenakan masker. Bahkan dari Satgas Covid-19, sudah memberikan informasi jauh-jauh hari kepada seluruh siswa.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Sesuai protokol kesehatan, siswa yang masuk di pintu gerbang sekolah, langsung di arahkan oleh guru-guru piket untuk mencuci tangan di tempat yang telah di sediakan. 

Kemudian, siswa di arahkan lagi untuk melewati tim yang akan mengecek suhu tubuh siswa sebelum benar-benar masuk ke kelasnya masing-masing. 

Bahkan beberapa guru memberikan contoh kepada beberapa siswa bagaimana mencuci tangan yang baik. Lalu beberapa guru juga memberikan masker kepada siswa, sembari mengingatkan untuk tetap menjaga jaga jarak satu dengan yang lain.

Bahkan untuk menghindari kerumunan siswa. Satgas Covid-19 membedakan jalur untuk siswa (i) yang dari kelas ilmu pengetahuan sosial (IPS) dengan ilmu pengetahuan alam (IPS) dan bahasa. 

Bagi siswa IPS di arahkan untuk memarkir kendaraanya di bagian barat sekolah sebelum mengikuti prosedur Covid-19. Sedangkan bagi siswa (i) IPA,  diarahkan ke bagian selatan sekolah dan langsung akan disambut oleh beberapa guru piket untuk mengarahkannya untuk mencuci tangan dan pengecekkan suhu tubuh.

Dokpri
Dokpri
Dokpri. Bagian selatan sekolah
Dokpri. Bagian selatan sekolah
Kerja sama yang baik dari semua elemen warga Smansix ini tidak hanya pada saat kedatangan siswa (i) ke sekolah saja. Tapi juga pada saat siswa i) mengikuti materi guru pelajaran di ruang kelas. 

Demikian juga ketika siswa (i), usai mengikuti pelajaran dan pulang ke rumahnya masing-masing. Untuk menghindari kerumunan, setiap kelas keluar secara bertahap sesuai himbauan dari Satgas Covid-19 lewat pengeras suara, dan diarahkan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum siswa (i) benar-benar pulang.

Setelah seluruh siswa (i) pulang dengan pengawalan ketat Satgas Covid-19 Smansix sampai di gerbang sekolah. Maka, dilakukan rapat evaluasi seluruh Satgas Covid-19, bersama kepala sekolah, guru-guru pelajaran dan pengawas di ruang guru. 

Rapat ini guna mengevaluasi sekaligus mendengarkan usul saran terkait penerapan protokol kesehatan dalam proses pembelajaran tatap muka.Bahkan rapat evaluasi ini dilakukan setiap hari selama satu pekan. 

Dan berkat kerja sama yang baik seluruh warga sekolah, Smansix mampu memaksimalkan potensi yang ada untuk menjawab kesiapan sekolah untuk belajar tatap muka di kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun