Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pernah Berpangku Tangan, Karena Semesta Membutuhkan Kita

30 September 2020   02:11 Diperbarui: 30 September 2020   02:19 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. #Raden't $uccess Forever#, 

Memang sesuatu yang besar, harus di mulai dengan ide serta tindakan-tindakan besar pula. Sebuah tindakan besar, tidak hanya diukur sebesar besar keterlibatan orang seperti dalam seminar dan konser dangdut.

Tetapi juga, tindakan besar jika mampu merubah mindset banyak orang, yang semula tindakan itu tidak bernilai apa-apa. Kecil, tapi memiliki daya gedor yang luar biasa.

Saat ini memang dibutuhkan gebrakan-gebrakan dari kaum muda. Sebab, mereka memiliki banyak hal untuk diandalkan. Mereka tidak hanya fisik, tetapi juga semangat juangnya merupakan modal yang berharga dalam melakukan terobosan-terobosan dalam era milenial ini. 

Mereka mestinya, menjadi barisan terdepan dalam menghadapi arus zaman yang tidak bisa dielakkan ini. Mereka harus menghadirkan banyak solusi dari setiap problem yang menghujam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dalam sejarah, rekam jejak kaum muda tidak bisa dibantah lagi. Mereka mengambil peran yang luar biasa dalam melakukan perubahan-perubahan besar di negeri ini. Dan yang mencengangkan, mereka menorehkan tinta emas dalam buku sejarah bangsa kita. Sehingga menaruh harapan kepada kaum muda untuk suatu perubahan yang lebih baik, merupakan pilihan yang tepat. 

Tentu yang dibutuhkan adalah kaum muda yang tidak berpangku tangan, yang tidak sibuk mengurusi tambatan hati, dan bukan pula kaum muda yang hanya bisa nyinyir di media sosial. 

Tapi, anak muda yang dibutuhkan adalah yang mampu membaca peluang serta memberi solusi bijak untuk semesta. Dan salah satu anak muda itu, adalah yang sedang kita bahas kali ini, mengenai keterlibatannya dalam urusan sampah.

Dirinya bekerja dalam senyap. Dia bukan tipe anak muda yang memburu ketenaran dengan mengharapkan pujian setinggi langit. Baginya, menempatkan diri dalam arus yang positif untuk membantu sesama adalah bagian dari tujuan hidupnya. 

Dalam keyakinannya, bahwa apa yang ditanam akan pasti dipetik di kemudian hari, bahkan itu tidak mungkin tertukar. Menurutnya, apa yang terjadi di masa mendatang sangat bergantung pada apa yang di lakukan saat ini. Karena saat ini adalah investasi untuk masa  depan, bahkan  dalam suatu keyakinan nanti akan dipetik pula di alam akherat kelak.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Bukankah para pengkotbah di mimbar-mimbar suci, sering merapalkan ayat tuhan, dengan mengatakan sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat bagi semesta. Jika semesta senang, gembira, maka tuhan pun tidak cukup alasan untuk tidak senang kepada hambanya yang menjalankan perintahnya. Bahkan, tuhan akan memberikan jalan kemudahan bagi hambanya yang menuruti segala anjuran-anjurannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun