Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Pertemuan Menautkan Semua yang Berjarak Menjadi Harmoni

29 September 2020   05:43 Diperbarui: 29 September 2020   05:50 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. #Raden't $uccess Forever#, 

SUATU hari saya di kelilingi wanita-wanita cantik. Bukan kebetulan. Tapi lewat suatu pertemuan yang sudah diagendakan. Pada saat itu, saya lah yang paling di tua kan. Memang saya paling senior di antara yang lain. 

Saya pun senang bisa berkumpul dengan mereka. Saat berkumpul, nampaknya saya tidak merasa diri di tua kan, dan malah senang berdiskusi dengan mereka dalam banyak kesempatan.

Ketika itu, kami mengunjungi tempat wisata bernama Pantai Lakey di selatan kampung. Dalam kunjungi itu, kami ikut membantu mahasiswa Muhammadiyah Mataram yang sedang menyambut kedatangan dosen pembimbingnya. 

Pantai Lakey dianggap sebagai lokasi yang tepat untuk bersantai sambil memberikan laporan tentang pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan oleh mahasiswa. Kami sebagai pemuda setempat dimintai bantuan untuk mensukseskan kegiatan mahasiswa yang sedang KKN.

Pada kesempatan tersebut, kami sempat mendokumentasikan pertemuan itu. Bahkan kami sempat makan bersama mahasiswa KKN bersama dosennya. Kami sadar, hanya datang membantu. 

Tapi, bagi mahasiswa, kami juga dianggap penting karena mereka bisa menceritakan kepada dosennya bahwa mereka tidak sendiri mensukseskan segala program yang mereka lakukan. 

Bahkan mewakili pemuda, saya mendapatkan kehormatan untuk berbicara dan menyampaikan peran pemuda terhadap mahasiswa KKN kepada dosennya. Walaupun agak gagap, saya dirasa sukses menyampaikan pesan para pemuda kepada dosen dan mahasiswanya.

Saya sedang tidak mempromosikan diri, tetapi benar-benar merasa nyaman ketika bersama pemuda dalam mensukseskan beberapa agenda. Saya nyaman di lapangan, karena semua tidak berjarak. 

Saling membahu. Membantu. Lalu evaluasi bersama-sama, tanpa memandang siapa yang paling berjasa. Semua menikmati dengan porsi masing-masing. Kami benar-benar bertanggungjawab pada apa yang menjadi keputusan bersama. Kami mencoba mempraktekkan kerja-kerja organisasi. Kolektif kolegia.

Benar kata orang bijak, belajar tidak mengenal tiga hal. Belajar tidak mengenal waktu, tidak mengenal tempat, dan belajar tidak mengenal usia. 

Dan memang hidup adalah ruang dimana kita bisa belajar dari rangkaian waktu tanpa pernah berhenti sebelum ajal menjemput. Dan memang belajar tidak hanya identik dengan lembaga bernama sekolah maupun kampus. 

Di alam pun kita bisa belajar, dan bahkan ketika berjalan menyaksikan sesuatu yang mungkin tidak pernah di lihat sebelumnya. Itu pun bisa memberi pelajaran. Bahkan  umur tidak lah menjamin seseorang bisa memiliki wawasan serta pengetahuan yang mumpuni. Jadi, tidak ada alasan untuk berhenti belajar, walaupun umur sudah bau tanah. 

Bukankah orang bilang, bahwa belajar lah hingga ke liang lahat. Maka dari itu jangan berhenti untuk terus belajar, karena hari esok masih menyisakan harapan dan senyuman yang akan mewarnai hidup kita.

Melangkah lah dengan pasti dengan dasar keyakinan yang kuat. Bahwa tidak ada yang sia-sia dari apa yang sudah dilakukan. Sepanjang itu pondasinya kejujuran, keikhlasan, dan semangat untuk mengajak yang lain, maka itu merupakan investasi yang tidak akan pernah rugi. 

Investasi kebaikan dan kemaslahatan bagi semesta, adalah investasi terbaik yang tidak hanya bermuara untuk dunia, tapi terlebih untuk alam akherat. 

Semua akan berpulang sesuai apa yang sudah di tanam. Maka dari itu, teruslah menebar kebaikan bagi semesta, karena senyum merekah akan menuai walaupun pekat hitam kehidupan menghujam. Ia akan selalu datang di waktu yang tepat dan pasti. 

Teruslah ingatkan diri, bahwa apa yang terlihat belum tentu yang sebenarnya. Dan apa yang di dengar, tidak selamanya mengandung kebenaran. Tapi, teruslah mengasah kemampuan yang tidak saja mampu menarasikan realitas, membumikan yang di rasa dengan retorika. 

Tetapi yang tidak kalah penting adalah kepekaan dengan rasa yang terdalam untuk terus berbuat agar semesta tetap tersenyum. 

Ingat, bahwa hari esok akan terus menunggu dan menyambut dengan tangan terbuka apa yang sedang dituai saat ini. Terus dan teruslah untuk menjadi yang terbaik dari penghuni semesta. 

Sebab, yang disajikan adalah hasil dari yang di masak. Maka, masaklah dari bahan dasarnya yang mengandung kejujuran, keikhlasan, dan semangat mengharap balasan ilahi. Buatlah harmoni antara rencana, tindakan dan hasil, agar semesta tetap terlihat tersenyum sepanjang masa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun