Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Weekend bersama Kepala Disbudpar Kabupaten Dompu di Acara Pernikahan Mr Lin

7 September 2020   08:05 Diperbarui: 7 September 2020   08:10 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. D'Mpera Sedang Memberikan Sambutan Keluarga di Acara Pernikahan Mr. Lin (dokpri) 

"Kepada yang terhormat bapak H. Khaerul Insyan, SE. MM Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu di mohon kesediannya untuk memberikan sambutan keluarga" Ucap pembawa acara dalam pernikahan Muhammad Ali atau Mr. Lin, pegawai honor disbudpar kabupaten Dompu, di lapangan voli  kelurahan Nggarolo, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 6 September 2020.

Kepala dinas yang akrab di sapa D'Mpera ini, lalu bergegas dari tempat duduknya. Puluhan mata memandangnya ketika ia memulai memberikan sambutan keluarga.

Di atas panggung nan megah, ia memulai dengan mengucapkan terimakasih kepada masyarakat kelurahan Nggarolo atas sambutannya yang luar bisa kepada rombongan dari Kabupaten Dompu.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Sambutan penuh dengan nilai persaudaraan setelah kami melalui perjalanan jauh yang melelahkan. Perjalanan untuk sampai ke Kota Bima, penuh dengan kesabaran dan penuh kehati-hatian. Perjalanan yang sedianya hanya menghabiskan waktu kurang lebih dua jam.

Tetapi karena tumpah ruahnya pendukung salah satu pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah Bima yang sedang melakukan proses pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum setempat. Membuat mobil yang kami tumpangi harus terkena macet beberapa kali, di beberapa titik. 

Keberadaan mereka membuat jalan raya menjadi ramai, dan bahkan mengganggu para pengguna jalan yang lain. Dan yang cukup di sayangkan adalah tidak terlihatnya kehadiran pihak keamanan untuk melerai arus lalu lintas.

Perhelatan demokrasi lima tahunan ini, telah menyedot dukungan dari semua kalangan. Bahkan terkesan memaksakan semua harus ikut memeriahkannya.

Di jalan itu, tidak hanya orang dewasa yang ikut memberikan dukungan kepada jagoannya yang akan berlaga di pemilihan kepada daerah yang akan dihelat secara serentak 9 Desember nanti. Tetapi tidak sedikit orang tua yang sudah uzur dan anak-anak yang diikut sertakan untuk memeriahkan acara dukungan ini.

Di atas mobil pick up yang penuh sesak, beberapa anak-anak mengikatkan kepalanya dengan kain yang bergambar partai tertentu. Beberapa mobil yang lain, juga membentangkan spanduk partai yang bergambar potongan kepala garuda di depannya.

Dan yang paling menjengkelkan adalah mereka mengambil sebagian badan jalan, lalu berjoget dengan dentuman suara speaker yang besar dari atas mobil, sehingga membuat penggunaan jalan yang lain harus merayapkan kendaraannya untuk bisa sampai di tempat tujuan.

Mereka seolah tidak memperdulikan para pengguna jalan yang lain, yang tidak berkepentingan dengan urusan dukung mendukung seperti yang mereka lakukan.

Dokpri. Massa yang Sedang konvoi
Dokpri. Massa yang Sedang konvoi
Dokpri
Dokpri
Mereka menjadikan jalan raya, sebagai panggung ekspresi untuk meluapkan fanatismenya terhadap salah satu pasangan calon. Mereka seolah ingin menunjukkan kepada publik, bahwa dukungan mereka terhadap pasangan calon kepala daerah yang akan berlaga nanti, merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Mereka menumpahkan rasa gembira dan dukungannya dengan beragam cara, walaupun berpotensi mengganggu kepentingan banyak orang.

Setelah sabar melewati titik kemacetan yang menguji kesabaran sepanjang perjalanan. Mobil kami akhirnya memasuki kota Bima, sebuah kota tepian yang memiliki rekam jejak masa lalu yang masih terawat.

Hal ini bisa terlihat dan diwakili beberapa bangunan kotanya yang sudah uzur, seperti ASI Bima yang merupakan bekas istana kesultanan. Namun, seiring perkembangan zaman, kota ini terus bersolek dengan banyaknya bangunan modern yang tumbuh subur di beberapa titik kota.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Kemudian mobil yang dikendarai oleh supir kepala dinas terus berpacu dengan waktu, dengan harapan agar kami bisa sampai tepat waktu. Di dalam mobil, kami berjumlah lima orang. Selain kepala dinas, ada dua pegawainya yang mengambil bagian dalam perjalanan  ini.

Namun demikian, dalam rombongan kecil ini, hanya saya yang tidak berstatus pegawai dinas. Saya hanyalah seorang yang sering disibukan dengan mengulur layar handphone dalam banyak kesempatan. Ketika diajak untuk melakukan perjalanan dengan kepala dinas, saya pun mengaminkannya.

Perlahan tapi pasti, mobil kami meluncur dengan melewati beberapa lampu merah di perempatan kota. Kemudian kampung yang menjadi tempat tujuan kami berada tidak jauh dari pinggiran kota Bima. Walaupun awalnya kami harus menghubungi yang punya hajatan terkait kepastian lokasi yang sebenarnya, akhirnya kami pun sampai juga di tempat tujuan dengan selamat.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Nggarolo, itulah nama kampung yang kami sambangi. Turun dari mobil, kami disambut oleh beberapa warga setempat, lalu mengarahkannya di salah satu rumah di pinggir jalan. Di rumah itu, kami sejenak melepas lelah, setelah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan.

Sembari menunggu dimulainya acara yang dihelat di lapangan yang tidak jauh dari kampung setempat, kami berbincang dengan beberapa warga tentang banyak hal. Mulai dari perjalanan yang terkena macet, hingga mengenai kampung Nggarolo yang masih asing beberapa di antara kami.

Ketika perhelatan acara di mulai, D'Mpera dipercayakan untuk memberikan sambutan keluarga. Bagaimana tidak, menurut informasi sebelumnya, pihak keluarga merasa bangga dengan kehadiran seorang kepala dinas yang meluangkan waktu untuk bisa hadir di acara tersebut. 

Sebagai bentuk rasa hormat, mereka meminta kesediaan D'Mpera untuk memberikan 'tausiah', terlebih kepada kedua mempelai.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Acaranya sendiri cukup ramai, dan yang paling menarik kedua mempelai dihantar oleh tarian daerah dengan puluhan pemuda-pemudi yang tergabung dalam sanggar budaya setempat hingga sampai ke singgasana pelaminan. 

Momen itu, tidak saya lewatkan begitu saja. Berbekal kamera handphone di tangan, saya memotret beberapa momen yang menjadi saksi bahwa saya ikut mengambil bagian dalam kesuksesan acara tersebut.

"Semoga Mr. Li menjadi kepala keluarga yang mampu membimbing istrinya untuk mengarungi biduk rumah tangganya hingga maut memisahkan" Ucap D'Mpera dalam menutup sambutan keluarga yang ikuti dengan anggukkan Mr. Li yang sedang bersanding dengan 'pacar' halalnya di depan puluhan mata para tamu undangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun