PELATIHAN tata kelola destinasi pariwisata yang diselenggarakan di gedung PKK oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu di hari ke-2, Kamis, 9 Juli 2020, tidak hanya berlangsung di dalam ruangan. Tetapi juga menyambangi destinasi wisata kawasan agro wisata Oi Kampasi, Desa Suka Damai, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu. Untuk diketahui di hari sebelumnya, peserta sudah disuguhkan dengan beberapa materi yang berkenaan dengan kepariwisataan, namun hanya berlangsung di ruangan saja.
Sebelum mengunjungi destinasi wisata Oi Kampasi, peserta pelatihan terlebih dahulu mendapat suguhan materi tentang Taman Nasional Gunung Tambora dan materi mengenai Tata Kelola Kehutanan.Â
Kedua materi ini sangat berkaitan erat dengan dunia wisata. Karena memang wisata tidak hanya mengenai wisata pantai, tetapi juga ada wisata budaya dan wisata alam.Â
Suguhan materi ini, diharapkan menjadi bekal bagi para pelaku wisata yang hadir dalam kegiatan tersebut, kemudian nantinya diharapkan dapat diterapkan di daerahnya masing-masing.
Setelah mendapatkan uraian kedua materi tersebut. Panitia, peserta dan pegawai dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, dengan mengendarai roda dua dan roda empat kemudian menuju destinasi wisata Oi Kampasi yang ada di kecamatan Manggelewa.Â
Untuk sampai ke tempat tujuan, memakan waktu kurang lebih 40 menit perjalanan. Sepanjang perjalanan, selain menyaksikan deretan rumah warga di pinggir jalan, juga disuguhkan dengan bentangan lahan warga yang cukup luas.Â
Dan di kejauhan nampak terlihat gunung begitu angkuh menyapa semesta. Namun sayang, ia terlihat gundul karena ulah tangan-tangan manusia.
Jalan yang berkelok-kelok di beberapa titik perjalanan, memberikan sensasi tersendiri ketika mengendarai roda dua. Jalan yang sudah diaspal, walaupun tidak terlalu lebar, memudahkan perjalanan menuju tempat tujuan. Namun, setelah sampai di jalan masuk menuju destinasi wisata Oi Kampasi, di pinggir jalan, tertulis jelas  selamat datang di kawasan agro Oi Kampasi dengan menggunakan  potongan kayu yang dipaku dan tersusun dengan cukup bagus.
 Setelah keluar dari jalan raya, kami harus menempuh jalan tanah yang belum teraspal. Untuk benar-benar sampai di tempat pemandian Oi Kampasi, kendaraan roda dua yang saya bawa, harus melewati turunan jalan yang sangat licin dan berbahaya. Jika tidak hati-hati, dan sigap melewati medan, maka bisa terjatuh. Beberapa kali ban motor yang saya tumpangi terpeleset di bebatuan. Sehingga sesekali motor miring karena licinnya jalan. Jalan yang berdebu menambah kesulitan melewati medan. Turunan yang begitu tajam, membuat hati merasa khawatir untuk benar-benar bisa sampai di lokasi.
Selain licin, jalan yang dilewati juga berkelok di beberapa titik. Bahkan yang datang menggunakan roda empat terpaksa turun dan memutuskan untuk berjalan kaki. Begitu juga yang boncengan dengan menggunakan motor terpaksa turun, dan meniti di pinggir jalan bersama yang lain. Setelah melewati jalan yang cukup menantang adrenalin ini, sampailah kami di destinasi Oi Kampasi. Air sungai yang mengalir begitu jernih dan menyelinap di bebatuan, menyambut kedatangan kami.
Terlihat destinasi wisata Oi Kampasi nampaknya kurang terawat. Memang tidak banyak sampah pengunjung yang terlihat, namun di pintu masuk tidak terlihat ada penjaga yang meminta tiket masuk. Hanya yang tertulis untuk masuk di areal kolam, pengunjung harus merogoh lembaran rupiah 5000 saja. Di pinggir kolam, terlihat pipa yang menyemburkan air yang begitu jernih yang dimasukan ke dalam kolam. Kemudian tidak jauh dari kolam, terlihat dua ayunan dan lambang love yang cukup besar. Di mana, di tempat tersebut, pengunjung bisa melakukan sesi foto untuk mengabadikan momen.
Di area destinasi wisata Oi Kampasi ini ada dua kolam yang tersedia untuk tempat pemandian bagi pengunjung. Namun sayang, tidak terlihat papan informasi yang memberikan penjelasan dan keterangan kepada pengunjung mengenai destinasi wisata Oi Kampasi, termasuk mengenai kedua kolam sebagai tempat pemandian bagi para pengunjung.
Selain itu, belum ada tempat duduk yang memadai untuk pengunjung. Di pinggir kolam, hanya terlihat dua kursi yang mengapit meja di bagian tengah. Selebihnya, pengunjung yang datang, beberapa di antaranya hanya duduk di akar pohon yang menyembur di permukaan tanah di areal Oi Kampasi.
Oi Kampasi merupakan destinasi wisata alam yang sangat indah jika dikelola dengan baik. Selain tersedia kolam pemandian untuk pengunjung, juga memiliki air yang bersih lagi dingin. Pohon kelapa dan beberapa pohon lain yang ada di sekitar kolam, memberikan kesejukan tersendiri bagi pengunjung.
Namun demikian, destinasi wisata Oi Kampasi perlu ada sentuhan dan perhatian dari semua pihak. Mulai dari pemerhati wisata, juga pemerintah terkait. Perlu ada pembenahan, terlebih di bidang infrastruktur sebagai penunjang untuk kenyamanan para pengunjung.
Di antara yang perlu mendapat perhatian, yakni akses jalan masuk, rumah ibadah, toilet hingga jembatan penyeberangan ke lokasi. Karena akan terasa sulit bagi pengunjung kalau hujan turun  dan mengakibatkan banjir, dan ini akan menyulitkan para pengunjung memasuki dan menikmati destinasi wisata Oi Kampasi. Tetapi yang paling krusial dan yang cukup mendesak jika ingin destinasi wisata Oi Kampasi mendapat kunjungan wisata lebih banyak lagi, yakni sesegera mungkin untuk memperbaiki jalan yang masuk ke lokasi.
Harapannya, tentu semoga saja destinasi wisata Oi Kampasi bisa segera berbenah, agar bisa memberikan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat setempat. Tentu membangun dan mengembangkan destinasi wisata Oi Kampasi tidaklah mudah. Namun, jika semua pemangku kepentingan bergandengan tangan untuk mengembangkan tempat wisata ini, tentu akan memberikan nilai positif bagi semua pihak, terlebih masyarakat setempat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H