Bagi kami, kantin tidak saja berfungsi penyedia makanan dan minuman. Tapi juga sebagai wadah untuk memperat persaudaraan, mewartakan pengetahuan, menumbuhkan jiwa kritis bahkan sebagai ruang untuk membangun koordinasi kala menuntut birokrasi yang mengekang kebebasan.Â
Momen kebersamaan itu sudah berlalu, tapi sebuah foto di album itu, membuka kembali kenangan yang hampir terlupakan. Kisah yang terangkai dengan baik, penuh persaudaraan, keharmonisan tingkat surga. Ketika itu kami boleh berbeda lembaga, jurusan, asal daerah bahkan  keyakinan. Tapi kami di satukan oleh rasa persaudaraan sebagai insan pembelajar dengan mengibarkan bendara keharmonisan.
Saya sadar momen itu tak akan terulang hari ini, dan bahkan di masa mendatang. Tapi suatu saat, saya punya cukup alasan untuk kembali ke kotanya Sultan Hasanuddin. Sebab, di sana ada kenangan yang bisa bersemi kembali, kala bersua banyak sahabat-sahabat baik di kampus merah. Berjumpa kembali sahabat-sahabat lama, termasuk Soren.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H