Dalam perjalanan sesekali harus menepi untuk memotret pemandangan. Sepanjang perjalanan ada banyak bentangan alam menakjubkan yang bisa tertangkap kamera.Â
Jalan menuju pelabuhan penyebarangan terlihat lengang, tidak banyak kendaraan yang melintas. Untuk sampai di pelabuhan saya harus berada di atas kendaraan selama 7 jam perjalanan. Melelahkan.
Cuaca di Pulau Sumbawa nampaknya cukup bersahabat. Tidak ada kendala berarti selama menempuh jalan yang berkelok-kelok menuju pelabuhan. Â Sesampai di Pelabuhan Tano, saya harus menepi di pintu masuk pelabuhan.Â
Semua pengendara diperiksa oleh tim kesehatan, diberi pengarahan, ditanya nama, tujuan, serta  disenter dengan termometer. Tak lama. Di pelabuhan, kendaraan roda tak begitu banyak, begitu juga dengan mobil-mobil kontainer lintas propinsi yang mengangkut banyak sembako dari kawasan timur.
Biasanya, cukup lama menunggu sampai kendaraan dari seberang keluar, baru diberikan aba-aba oleh petugas untuk segera memasuki badan kapal. Namun, kali ini semua serba cepat, tak lama memarkir motor, langsung melaju di atas badan kapal.
Dalam perjalanan menyebrang untuk sampai di pelabuhan Kayangan Pulau Lombok. Kapal yang saya tumpangi membutuhkan waktu dua jam perjalanan.Â
Selama di kapal, saya memutuskan tidur, sambil menikmati alunan musik dengan suara emas dari seorang biduan. Kadang lagu dangdut, sesekali lagu dari negeri jiran membuat tidurku semakin nyenyak.
Dari kejauhan Pulau Seribu Masjid terlihat begitu jelas. Gunung yang menjulang tinggi di dekat pelabuhan Kayangan, seolah menyambut kapal yang saya tumpangi dengan hangat. Kembali berpijak di perantauan, kembali memulai tantangan yang baru. Setelah keluar dari pelabuhan, saya melajukan motor membelah jalan yang terlihat lengang.Â
Memang tidak biasanya, arus lalu lintas jalan menuju kota Mataram biasanya cukup ramai dengan kendaraan. Kali ini beda.
Sebelum masuk ke kota Mataram, saya disambut dengan hujan yang cukup deras. Kembali menepi. Mengamankan barang bawaan dari air hujan.Â