Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sungguhlah Buruk Persahabatan Hanya Diukur karena Adanya Harta dan Jabatan

18 April 2020   20:39 Diperbarui: 19 April 2020   12:51 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEBELUM kembali ke perantauan, saya kembali bersua dengan Pak Jeff. Di tokohnya yang berada di berbatasan Desa Daha dan Desa Marada, ia terlihat sibuk, dan sambil membantu istrinya yang sedang mengeringkan padi di pinggir jalan.

Melihat saya datang, ia pun segera menyambut, saya tahu dibalik masker yang dikenakannya, karena tarikan keningnya, ia terlihat tersenyum. Seketika ia terlihat sibuk mengambilkan kursi dan mempersilakan saya duduk.

Sekitar dua pekan berada di kampung, saya hanya beberapa kali berbincang serius dengan pak Jeff mengenai beberapa topik. Awal bersua saat pulang kampung, saya melihat badan pak Jeff begitu kurus, nampaknya ia tidak sehat. 

Setelah berbincang lama, memang pak Jeff sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, terlebih mengenai kesehatannya. Dalam pertemuan tempo hari, selain mengenai kesehatannya yang kurang baik, ia menyampaikan bahwa sudah keluar dari pekerjaannya sebagai seorang Manager di sebuah perusahaan ternama di kampung halaman.

Waktu itu, saya lebih banyak mendengar. Pak Jeff mengkisahkan pengalamannya selama setahun bekerja. Saya mencoba mencerna dan memahami alur kisahnya, sampai alasannya memutuskan untuk mundur dari sebuah pekerjaan yang banyak orang mengincar posisi sementereng dirinya. 

Saya mengaminkan penuturannya, ketika Pak Jeff mengungkapkan bahwa, pekerjaan bukan meluluh tentang uang, tapi ada hal yang tidak boleh diabaikan yakni kenyamanan. 

Memang uang salah satu pertimbangan seseorang memutuskan untuk bergabung dengan sebuah pekerjaan, namun perlu juga  ada reward serta mempertimbangkan kesehatan, dan kenyamanan anggota di dalamnya.

Dok. Pak Jeff
Dok. Pak Jeff
Dok. Pak Jeff Bersama Karyawan
Dok. Pak Jeff Bersama Karyawan
Pak Jeff merupakan sosok pribadi penjaga prinsip yang taat. Kalau sudah A nggak mungkin B. Saya mengenal pak Jeff sudah cukup lama, saya banyak belajar dari sikapnya yang mungkin sebagian orang menganggapnya terlalu egois. 

Saya sendiri melihatnya dari sisi yang kurang dicermati oleh banyak orang. Saya sangat mengenal pribadi pak Jeff ketika sama-sama menjadi seorang pendidik di salah satu SMK di kecamatan Hu'u. 

Darinya saya mengenal pribadi yang cukup disiplin, komitmen, serta konsisten terhadap ucapan dan perbuatannya. Dan yang paling menarik yang saya lihat dari seorang pak Jeff, adalah tidak menghargai orang karena status serta tahta seseorang. 

Ia menghargai orang lain, bukan karena embel-embel yang melekat dalam diri seseorang. Ia bukan tipe penyembah para tuan karena sebuah jabatan dalam suatu pekerjaan, jika ia yakin bahwa yang diungkapkannya sebuah kebenaran. Maka, tidak ada kompromi di dalamnya.

Tidak ada yang berubah dari sosok pak Jeff, sejak saya kenal dari tahun 2011 silam hingga menjadi seorang Manager di sebuah perusahaan, ia tetap tampil apa adanya, sikapnya tidak dibuat-buat. Bawaannya natural. Ia berbicara seperti yang saya kenal dulu. Jabatan serta penghasilannya yang 'besar' sebagai seorang Manager tidak merubah karakternya.

Kini, pertemuan singkat di depan tokohnya, saya dan pak Jeff ngobrol cukup santai sambil melihat lalu lalang kendaraan di jalan raya. Pak Jeff sudah terlihat sehat, badannya sudah terlihat bugar kembali, wajahnya sudah nggak pucat lagi. Setiap sore bahkan malam pak Jeff sering olahraga, bahkan suatu malam saya pernah menemaninya bermain badminton di lapangan balai desa, bersama sahabat-sahabatnya di kampung. 

Persahabatan memang mestinya tak perlu terganggu dengan jabatan, harta serta melekatnya duniawi pada diri seseorang. 

Persahabatan ialah urusan hati, seirama dalam prinsip, dan memiliki cara pandangan tentang kehidupan walaupun tidak harus benar-benar sama.

Di kampung, saya mengenal banyak nama, dulu kami bersahabat baik, tapi kini sudah berubah, jangankan untuk diajak berbincang seperti dulu, menyapa saja nampaknya ia tak punya waktu lagi. Kenapa? Karena ia sudah kaya, punya banyak materi yang setiap saat ia bisa promosikan kebanyak orang. Ia sudah naik kelas, yang tak sepadan dengannya ia campakkan.

Sungguh benar firman tuhan, bahwa harta, tahta dan wanita merupakan ujian bagi seseorang dalam menapaki langkahnya dalam kehidupan ini. Tidak sedikit orang yang terjebak dalam jabatan dan harta, kawan bisa dicampakkan dan diabaikan hanya karena tergiur pada hal tersebut.

Benar kata orang, sungguhlah buruk sebuah persahabatan hanya karena jabatan dan harta yang menjadi  pertimbangan.

Hubungan baik saya dengan pak Jeff sudah diuji bersama lajunya waktu. Saya tidak sedang mengaguminya, saya sedang menuturkan apa adanya. Saya bukan tipe yang suka mengagumi seseorang dengan mudah, tapi jika demikian faktanya, sulit nampaknya saya berpendapat yang berbeda.

Walaupun pertemuan saya dengan pak Jeff cukup singkat, tapi sangat berarti bagi saya. Saya mengambil banyak pelajaran sebagai modal untuk menapaki kehidupan di tanah perantauan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun