Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka Berada di Barisan Paling Terdepan

14 April 2020   19:43 Diperbarui: 14 April 2020   20:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Pemeriksaan di Palang Kabupaten Dompu, NTB (14/04/2020)

DALAM perjalanan pulang dari Bima menuju kampung halaman di Dusun Kuta, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat. Saya diberhentikan di pintu palang sekitar 1 kilomenter dari perbatasan Bima-Dompu. Termometer langsung diarahkan  beberapa meter dari arah kepala saya oleh seorang yang berbaju putih.

Mereka berada di barisan terdepan. Mereka ingin mastikan warga melintas mendapatkan pemeriksaan. Kekuatan yang mereka hadapi bukan angkatan perang dengan senjata lengkap, bukan tank, bukan pula monster raksasa seperti yang diceritakan dalam buku-buku dongeng.

Semua barisan  dirapatkan, semua pihak bahu membahu, kekuatan  di satukan, sebab musuh yang dihadapi bukan lawan yang mudah ditaklukan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Banyak negara yang kewalahan, rakyatnya setiap saat bertumbangan. Kekuatan musuh begitu digdaya, mereka tidak mengenal suku, golongan, ras, bahkan Amerika Serikat yang super power yang dianggap polisi dunia, kelimpungan menghadapinya.

Mereka yang berada di barisan terdepan, sekuat tenaga, kekuatan, mencoba menangkis kekuatan musuh. Banyak warga yang menepi, lari, menghindar dari serangan musuh yang begitu lincah dan berbahaya. Jika terlambat nyawa melayang.

Nampaknya kekuatan musuh masih belum menandakan tanda kekalahan, dan bahkan musuh nampaknya semakin menjadi-jadi. Nusa Tenggara Barat yang beberapa bulan lalu warganya belum terpapar serangan musuh, untuk perhari ini 33 orang menjadi tumbang.

Musuh menyerang begitu cepat. Berbagai pelosok daerah mencoba menangkis, menghalau, mendeksi dan menghadang. Palang dibuat di beberapa pintu masuk kelurahan, kecamatan dan kabupaten untuk mengidentifikasi serangan musuh.

Musuh sangat licik, menumpang pada satu object kemudian tersebar kemana-mana.
Jika dalam sejarah perang, militer merupakan barisan utama menghadang musuh. Tapi perang kali ini, mereka yang berbaju putih merupakan pasukan yang siap sedia setiap waktu menghadang musuh.

Di banyak daerah, baik dalam ruangan maupun di jalan raya, mereka menyebar dan berusaha memastikan tidak Ada warga yang terdampak oleh tembakan musuh. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang menjadi korban akibat keganasan lawan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Perjuangan belum berakhir, semua tetap siaga, tetap ada dalam barisan. Segala kekuatan terus mendapatkan suntikan dari berbagai pihak. Para dermawan, baik dari golongan konglomerat, politisi, academisi dan bahkan  artis memberikan sumbangan yang tidak sedikit untuk membantu mereka yang berada di barisan terdepan.

Perhari ini semua masih berjuang di medan perlawanan. Melawan musuh yang tak kasat mata, memang tidak mudah, semua serba hati-hati, serba bersih, dan mampu menjaga jarak untuk memastikan semua pihak tidak terkontaminasi.

Sembari melawan, sembari pula bermunajat kepada yang maha kuasa, semoga semuanya akan kembali baik-baik saja seperti sedia kala. Karena kepadanya kekuatan bersemayam, kepadanya kita berlindung dari virus yang bernama Corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun