Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Semesta Menghadirkan Pemandangan yang Menakjubkan

13 April 2020   17:39 Diperbarui: 13 April 2020   17:40 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Kecamatan Woha, Kabul Bima NTB (13/04/2020

BEBERAPA hari di Desa Tenga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, saya berkesempatan menyaksikan kecamatan Woha dari atas gunung di sisi selatan. 

Di atas gunung di belakang Desa Tenga, mata menyapu semesta. Hampir semua kampung bisa dilihat dengan jelas. Beberapa rumah warga yang begitu tertatap tapi sangat terlihat jelas dari kejauhan. 

Masih di atas gunung, saya begitu menikmati  pemandangan. Viewnya sangat indah, angin sepoi-poi menyapa dan seakan membisikan bahwa mendaki gunung semua akan terasa damai. 

Namun demikian, nampaknya pendakian saya kali ini tidak mendapat restu dari semesta. Awan hitam yang menggantung di ufuk barat, lalu sejalan kemudian mengencingi semesta dengan sombongnya. Lalu sesaat kemudian saya harus segera kembali. Dengan cuaca yang tidak bersahabat membuat saya tidak bisa berlama-lama di atas gunung. 

Saya tidak  membawa persiapan apa pun, jangankan jas hujan, payungpun tidak sempat terlintas sebelum mendaki. Gunung yang gundul ini, tidak ada tempat untuk berlindung, agar tidak basah, sayapun bergegas untuk turun.

Sebelum benar-benar turun, saya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk memotret pemandangan. Dengan camera handphone di tangan, beberapa gambar berhasil tertangkap. 

Di bagian barat  dan utara, sawah warga terbentang cukup luas. Begitu juga dengan bagian timur dan selatan. Gunung-gunung yang menjulang tinggi di pinggir kampung, seolah sedang memangku rumah-rumah warga di bawahnya. 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Sawah yang membentang luas di tanami dengan padi dan bawang merah. Sebagai masyarakat agraris, beberapa daerah di Kabupaten Bima pertaniannya di dominasi oleh dua komoditi tersebut, terlebih bawang merah. 

Bawang merah yang dihasilkan dari pertanian masyarakat Bima sangat familiar di beberapa tempat di Indonesia. Di kota-kota pelabuhan seperti Makassar, Banjarmasin, Sorong, Fak-fak di Papua merupakan tempat dibongkarnya bawang merah dari Bima. 

Pasar-pasar di pulau Lombok dan Bali sangat mudah untuk mendapatkan bawang merah yang berasal dari Bima. Hampir setiap malam truk kontainer mengangkut dan membawa puluhan ton bawang merah untuk dipasarkan di bagian barat Indonesia. 

Apa yang menarik dengan bawang merah dari Bima? Waktu saya di Bali, tepatnya di pasar Klungkung, seorang pembeli dari Singaraja menuturkan bahwa bawang merah dari Bima memiliki rasa yang berbeda dibandingkan bawang merah dari daerah lain. 

Apakah itu benar? Mereka memiliki hak untuk menilainya. Tapi mungkin ada benarnya juga, karena di hampir tempat yang pernah saya kunjungi memiliki jawaban yang serupa.

Tapi kini, walaupun musim penghujan, masih saja ada petani yang memutuskan untuk menamam bawang merah. Bawang merah biasanya akan ditanam pada musim kemarau, agar tidak banyak diserang penyakit. Namun, petani yang berpengalaman, tidak melihat itu sebagai masalah.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Pemandangan di atas gunung, terlihat jelas antara padi dan bawang merah yang menghiasi pertanian warga. Tarpal-tarpal yang ada di tengah sawah, merupakan  tempat warga memilah dan menyimpan bawang merah sebelum benar-benar di pasarkan. 

Walaupun sesaat menyaksikan pemandangan di atas gunung, tapi paling tidak mampu melunasi utang saya yang cukup lama tidak pernah menyaksikan indahnya ciptaan ilahi kala melihatnya dari atas gunung. 

Apakah kamu ingin merasakan kesejukan, keindahan dan kedamaian yang tidak menipu? Maka, coba sekali-kali mendaki gunung, supaya kamu tahu bagaimana rasanya berada di puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun