Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Kampung, Jabatan Menentukan Kelas Sosial Seseorang

7 April 2020   16:46 Diperbarui: 8 April 2020   05:25 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Dusun Kuta, Desa Rasabou, Kec. Hu'u, Kabupaten Dompu NTB

Lalu merasa bangga dengan baju keki melekat dibadan, wara wiri di jalan-jalan sambil mengenakan kaca mata hitam, dan urusan kantor tidak perlu menjadi perhatian. 

Jika Ada warga yang datang ke kantor, penampilan menjadi faktor utama layak dan tidaknya untuk dilayani. Jika demikian, sungguh miris, dan sangat memalukan. 

Dokpri. Dusun Kuta, Desa Rasabou, Kec. Hu'u, Kabupaten Dompu NTB
Dokpri. Dusun Kuta, Desa Rasabou, Kec. Hu'u, Kabupaten Dompu NTB
Jabatan publik adalah urusan publik, mereka harusnya sadar dan harus benar-benar sadar bahwa mereka digaji oleh uang rakyat. Uang rakyat yang berpeluh keringat dari mengangkat batu, mendorong perahu, melajukan motor untuk membawa penumpang, dan dari uang rakyat yang bergumul di sawah di bawah terik matahari. 

Sebagian penghasilan itu, mereka kembalikan kepada negara lewat pajak, untuk menggaji para aparatur negara, yang semestinya melayani mereka dengan penuh hormat.

Bung ini Indonesia! 

Dimana seseorang bisa menjabat sesuatu hanya karena keluarga, relasi, dan bahkan menjilat sekalipun asalkan bisa mengenakan baju coklat. Jangan terlalu bermimpi untuk mendapatkan pelayan yang maksimal, karena sebagian mereka yang menjabat bukan lulusan sekolah tinggi yang dijejali dengan teori manajemen, atau pernah membaca buku-buku pelayanan publik. Sebagian mereka hanyalah menjabat karena aji mumpung, bukan karena profesionalitas. 

Dokpri. Dusun Kuta
Dokpri. Dusun Kuta
Bukankah Bung Raden't pernah membaca sejarah kekalahan Belanda dari Jepang tahun 1942. Dimana awal pemerimtah Jepang di republik ini, hampir semua aparatur pemerintahan dihuni oleh orang-orang pribumi yang loyal terhadap Jepang, tapi miskin kualitas. 

Mereka tidak pernah dididik seperti orang pribumi di zaman kolonial Belanda, lalu dipercayakan untuk menjabat di struktur pemerintahan. 

Tapi, di masa pendudukan Jepang, asalkan mereka membenci Belanda dan berkiblat serta ikut membantu pemerintahan Jepang, mereka akan diberikan kesempatan dalam pemerintahan Jepang, walaupun kualitas mereka jauh dari kata layak. 

Apakah hal yang sama terjadi hari ini? 

Mungkin tidak benar-benar sama, tapi kelihatan tidak jauh berbeda. Asalkan bisa mengangguk pada tuan, apa lagi pandai cari muka, walaupun punya muka, kemungkinan Anda akan selamat dari pemecatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun