Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Desa Jala, Desa Maritim

25 Maret 2020   18:03 Diperbarui: 25 Maret 2020   18:07 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Desa Jala dari kejauhan

Namun, ada juga nelayan yang memiliki perahu sendiri. Sehingga tidak perlu bagi hasil dengan yang lain, terkecuali ada pihak yang membantunya selama melaut. 

Namun tidak sedikit para nelayan yang meminjam modal kepada pihak-pihak tertentu. Baik untuk kebutuhan rumah tangga sampai membeli peralatan yang menunjang ketika  musim tangkapan tiba. Baik itu jaring, mesin, senter dan beberapa kebutuhan yang diperlukan selama melaut. 

Sehingga setelah musim tangkapan tiba, beberapa nelayan tidak boleh membawa hasil tangkapannya ke pihak lain. Karena sudah ada kesepakatan dengan orang yang mereka pinjamin uangnya. 

Dokpri. Perahu Sedang ditambatkan di Pesisir Pantai
Dokpri. Perahu Sedang ditambatkan di Pesisir Pantai

Dokpri
Dokpri
PENDUDUK DESA

Masyarakat Desa Jala berasal dari berbagai kampung yang ada di Bima yang melakukan proses pemindahan dengan berbagai alasan. Ada dari Desa Jala, Kuta Parado, Tente, Sila dan juga beberapa kampung lainnya. Bahkan belakangan ini ada juga yang tinggal di Desa Jala yang berasal dari Lombok dan pulau Jawa. 

Kedatangan masyarakat dari luar ini memiliki alasan yang berbeda-beda, ada yang pindah ke Desa Jala karena keluarga, menikah, membangun usaha, dan bahkan ada yang kebetulan. Kebetulan mereka pernah berjualan, lalu karena dianggap memungkinkan untuk pengembangan usaha maka mereka menetap dan kemudian menjadi warga desa. 

Tapi menurut seorang kawan bahwa nama Jala digunakan karena adanya orang Jala dari Bima yang pindah ke Dompu. Masyarakat Desa Jala dari Bima inilah salah satu yang paling awal mendiami wilayah yang sekarang menjadi Desa Jala. Mereka mendirikan pemukiman di pesisir pantai, dan kemudian menggantung sumber kehidupannya dari laut. 

Namun cikal bakal Desa Jala memang belum ada sumber tertulis yang bisa menguatkan argument kawan tersebut. Tetapi masih ada tokoh-tokoh masyarakat desa Jala yang bisa menguraikan secara lisan, sebagai satu-satu sumber yang bisa diandalkan. 

PARAHU

Umummya masyarakat Desa Jala menggunakan perahu jukung atau lebih dikenal dengan perahu bercadik. Disebut perahu bercadik karena memiliki dua buah cadik di sisi kiri dan kanan sebagai penyeimbang. Perahu ini sudah dipasang mesin tempel di bagian belakangnya memuat mesin pembakar dalam, kota gigi dan baling-baling dalam sebuah unit portabel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun