Mohon tunggu...
Surachman jaya
Surachman jaya Mohon Tunggu... Petani - Surachman jaya

Surachman jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UKSW Salatiga Pontensial UMKM Besek Desa Cukilan Kabupaten Semarang

14 Desember 2022   20:06 Diperbarui: 14 Desember 2022   20:20 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kab Semarang kelompok 9 Kuliah kerja Nyata (KKN) UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA (UKSW) Falkutas Pertanian dan Bisnis (FPB) terjun langsung ke Desa Cukilan dengan Tema Pemberdayaan Masyarakat UMKM. Kelompok KKN ini beranggotakan 4 orang yaitu,Feri Yoga, Surachman Jaya, Riska Amelia Putri, Martoyo Afwan. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini akan dilaksanakan dalam periode waktu yang telah disepakati bersama 31 Oktober 2022 hingga 30 November 2022, dengan dosen pembimbing :
1. Ir. Bistok Hasiholan Simanjuntak, M.Si
2. Liska Simamora, S.P., M.Sc

Desa cukilan merupakan salah satu desa pengrajin besek. Masyarakat desa Cukilan khususnya ibu-ibu bekerja sebagai pengrajin besek. Pengrajin besek umumnya membuat besek diwaktu senggang misalnya menunggu anak pulang sekolah, ngobrol-ngobrol dengan tetangga, dan lain sebagainya. Sebagai pekerjaan sambilan maka pengrajin besek tidak mendapatkan penghasilan yang besar dari penjualan besek ini. Pengrajin besek Cukilan sebagian besar membuat besek pindang atau besek ikan. Namun ada pula salah satu industri yang membuat tusuk sate dari bambu. Padahal Desa Cukilan memiliki potensi banyak bambu yang bisa digunakan untuk berbagai macam kerajinan.

Salah satu UMKM yang berkembang di Desa Cukilan adalah pengrajin besek ikan/pindang. Besek pindang memiliki ukuran kecil dan mudah untuk dianyam. Pengrajin besek dapat menganyam besek pindang 50-100 buah per hari. Besek pindang dijual pengrajin kepada pengepul dengan harga yang sangat murah. Sebanyak 120-130 buah besek pindang dijual dengan harga Rp 13.000. Harga penjualan besek ikan/pindang tidak sebanding dengan waktu dan kesulitan dalam pembuatannya terkadang harga besek pindah bisa turun sampai dengan harga Rp. 9000 sehingga penghasilan dari penjualan besek pindang kurang menjanjikan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan harga kerajinan dari bambu yaitu membuat bentuk kerajinan lain yang memiliki potensi pasar untuk dijual dengan harga yang lebih seperti halnya besek makanan. 

Besek makanan digunakan sebagai tempat untuk menyimpanan makanan dan snack. Biasanya besek makanan dijual pada tempat catering makanan untuk acara hajatan atau acara lainnya, tempat penjualan snack dan rumah makan. Ditinjau dari potensi pasar, besek makanan memiliki harga yang lebih mahal daripada besek ikan/pindang. Harga besek makanan tanpa motif dijual seharga Rp 1.000 per pasang dan harga besek makanan dengan motif dijual seharga Rp 1.500 per pasang.

Dokpri
Dokpri

Mahasiswa KKN FPB UKSW melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan tentang pembuatan besek makanan bersama dengan pelatih besek makanan (bu tutik) pada tanggal 27 November 2022 yang diikuti oleh kurang lebih 20 orang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari penjualan besek serta melatih keterampilan pembuatan besek makanan, sehingga ibu-ibu masyarakat Desa Cukilan tidak hanya bisa membuat besek ikan/pindang tetapi juga dapat membuat kerajinan besek yang lainnya seperti besek makanan.

Besek makanan memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam pembuatannya daripada besek ikan/pindang. Hal ini yang membuat para pengrajin besek ikan/pindang tidak mau pindah menjadi pengrajin besek makanan. Salah satu metode yang digunakan oleh Mahasiswa KKN FPB UKSW yaitu mengundang pelatih besek makanan supaya ibu-ibu masyarakat Desa Cukilan dapat diajari secara detail mulai dari awal hingga akhir pembuatan kerajinan besek makanan. 

Kesulitan yang dialami oleh ibu-ibu dalam pembuatan besek makanan dapat diatasi bersama dengan pelatih. Melalui kegiatan ini diharapkan ibu-ibu masyarakat Desa Cukilan memiliki penghasilan lebih dari membuat besek makanan. Selain itu, program kerja yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN FPB UKSW ini juga mendukung program desa dalam meningkatkan UMKM masyarakat sekitar.

Mahasiswa KKN juga melakukan Sosialisasi dan pelatihan kali ini juga mengajarkan kepada ibu-ibu Desa Cukilan untuk menginovasikan besek makanan supaya dapat dijual dengan harga yang tinggi. 

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun