Perangkat elektronik dimasa pandemi ini kian menjadi kebutuhan primer bagi sebagian orang, karena seseorang bisa sangat terhambat pekerjaannya jika perangkat yang mereka gunakan mengalami masalah. Seiring dengan berkembangnya teknologi dimasa modern ini, berbanding lurus dengan banyaknya virus perangkat lunak yang tersebar dengan mudah melalui perangkat yang banyak digunakan. Seseorang akan merasa sangat terganggu jika perangkat yang mereka gunakan sehari-hari terjangkit virus.
Masalah umum yang sering terjadi pada komputer atau laptop yang terkena virus bisa membuat performa laptop melambat, file penting tidak terbaca atau hilang, hingga peretasan akun. Hal ini banyak terjadi dikalangan perseorangan atau instansi yang tidak berhati-hati dengan halaman internet atau perangkat lain yang mereka akses. Sehingga virus ini sangat mudah masuk dan mengganggu kinerja dari komputer atau laptop tersebut.
Apa itu virus dan malware pada perangkat lunak?
Virus merupakan file yang dapat mengganggu kinerja sistem operasional pada PC atau laptop. Apabila laptop atau pc terkena virus, maka secara otomatis kinerja laptop tidak akan bisa maksimal. Biasanya bentuk gangguan virus ini seperti kemampuan loading menjadi lebih lambat (lola), laptop restart berulang kali, file tidak bisa terbuka atau bahkan file tersebut bisa hilang. Jika sudah berhadapan dengan virus yang hebat kadang OS akan terhapus, hal ini akan memaksa kita untuk melakukan instal ulang OS pada laptop.
Dikutip dari laman Microsoft, malware merupakan istilah yang digunakan untuk perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak atau melakukan tindakan yang tidak diinginkan terhadap sistem komputer. Contoh perangkat lunak berbahaya meliputi: virus, worm, kuda troya, dan spyware.
Ada juga virus yang bermutasi menjadi peretas data atau ransomware, biasanya ini terjadi karena kelalaian pengguna yang tidak sengaja mengaskses beberapa halaman di media internet yang menjadikan virus terunduh dan menjadi penyebab awal dari peretasan tersebut. Selain itu, bisa juga karena menggunakan flashdisk orang lain tanpa mengetahui isi file flashdisk tersebut. Biasanya virus ini paling umum menyerang ke sistem target agar bisa membuat backdoor, sehingga peretas bisa keluar-masuk sistem tanpa diketahui.
Ketika virus masuk dan menjadi ransomware, biasanya yang dicari pertama kali adalah user admin agar bisa mendapatkan keseluruhan akses. Dampak dari ransomware ini biasanya semua membuat file menjadi berubah, rusak, atau tidak bisa di akses sama sekali. Setelah itu, virus yang sudah bermutasi menjadi ransomware akan dikendalikan oleh peretas. Jika virus ini sudah menguasai system, maka secara otomatis semua data tidak bisa di gunakan. Biasanya jika peretas sudah menguasai sistem, mereka memberikan informasi yang berisikan bahwa perangkat tersebut terkena virus dan akan memberikan kode akses jika sudah memberikan imbalan atau kehendak tertentu dari peretas tersebut.
Menurut Pratama, tujuan dari aktivitas peretasan yang berawal dari virus ini sangat beragam, misalnya mencuri data, merubah, atau merusaknya. Motifnya pun juga berbeda-beda, ada yang karena uang hingga politik.
Ada beberapa cara untuk menghilakan ransomware ini, diantaranya:
1.Install ulang OS pada pc atau laptop yang terkena ransomware, akan tetapi cara ini akan mengakibatkan semua file yang terdapat di pc/laptop terhapus.
2.System Restore Point, diibaratkan sebagai asuransi yang menjamin pengaturan komputer kembali normal seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Walaupun tidak semua kerusakan sistem bisa diperbaiki dengan System Restore Point, tetapi keberadaannya memberi suatu solusi paling mudah dan singkat.
3.Recovery data yang terhapus, data yang terhapus bisa dikembalikan dengan bantuan beberapa aplikasi pembantu seperti recycle bin, CMD, racuva, minitool, boordisk dll.
4.Terakhir diselamatkan dengan kemampuan khusus untuk menangani ransomeware yang bernama cryptography. Pada cara ketiga ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena cara ini tidak bisa sembarangan orang bisa mengaksesnya.
Sebagian orang yang pernah memiliki pengalaman buruk mengenai gangguan virus ini seperti hilangnya data di laptop secara tiba-tiba, biasanya sangat takut dengan adanya virus di laptopnya. Hal seperti ini menjadikan kewaspadaan terlalu tinggi sampai tidak mau menggunakan flashdisk yang bukan miliknya, atau tidak mau meminjamkan laptopnya pada orang lain yang sedang membutuhkan. Alasan yang membuat mereka seperti ini yaitu dikhawatirkan laptopnya terkena virus yang dulu pernah mereka alami, jadi tidak bisa juga disalahkan secara mutlak.
Jenis virus atau malware yang ada pada perangkat lunak, serta cara menangani virus tersebut.
Pada hakikatnya yang bisa disebut virus dalam komputer merupakan file pengganggu yang dapat mengganggu kinerja OS. File penggangu ini bisa dalam bentuk file biasa yang sengaja kita simpan tetapi sifatnya perusak seperti worm, kuda troya, spyware, atau bahkan ransomeware yang sangat berbahaya jika terinstal baik secara sengaja maupun tidak.
Dikutip dari laman Microscoft, menghapus virus komputer atau spyware akan sulit tanpa bantuan alat penghapusan perangkat lunak berbahaya. Beberapa virus komputer dan perangkat lunak yang tidak diinginkan lainnya dapat menginstal ulang sendiri setelah virus dan spyware terdeteksi dan dihapus. Untungnya dengan memperbarui perangkat lunak komputer dan menggunakan alat menghapus perangkat lunak berbahaya, kita bisa menghapus perangkat lunak yang tidak diinginkan secara permanent.
Sebenarnya kita tidak perlu takut terlalu berlebihan dengan apa yang disebut virus dalam PC atau laptop selama kita mau melakukan langkah-langkah antisipasi dengan benar. Jika telah melakukan langkah-langkah tersebut kemungkinan virus dapat mengganggu PC atau laptop kita sangat kecil.
Berikut cara mencegah dan menghindari virus masuk pada komputer atau laptop:
1.Gunakan antivirus yang kompatibel dan bonafit. Apalagi jika komputer atau laptop sering digunakan browsing internet, maka gunakan antivirus yang memiliki fitur internet security seperti seperti AV Comparatives dan AV Test, Smadav, Bitdefender, dan selalu update antivirus tersebut.
2.Aktifkan Firewall pada pengaturan windows yang anda gunakan
3.Selalu perbarui security atau update pada pengaturan di Windows Security
4.Jangan dibiasakan menyimpan data pada drive C terlalu lama, karena di khawatirkan perangkat OS terkena virus dan file tidak bisa di selamatkan.
5.Kenali semua data yang anda simpan pada laptop, dan segera buang atau hapus apabila ada data yang tidak anda kenal. Hal ini bertimbang lurus dengan khawatirnya ada file virus yang bermutasi menjadi ransomware.
6.Hapus file registry yang sudah tidak di perlukan secara teratur pada perangkat anda.
7.Apabila akan memindahkan data dari device atau perangkat lain, usahakan tidak membukanya terlebih dahulu ketika masih terkoneksi dengan internet, jadi langsung di send atau copy kemudian lepaskan device atau perangkat.
8.Gunakan aplikasi pembersihan. Walaupun di OS sudah terdapat anti virus, namun aplikasi ini juga dapat membantu untuk lebih memaksimalkan gangguan dari virus, contoh aplikasi tersebut seperti: Ccleaner, Tune Up, Utility, dll.
Untuk menghapus virus komputer dan perangkat lunak berbahaya lainnya, bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini secara berurutan:
1.Instal pembaruan terbaru dari pembaruan microsoft.
2.Gunakan microsoft safety scanner gratis.
3.Gunakan alat windows penghapusan perangkat lunak berbahaya.
4.Hapus perangkat lunak keamanan yang tidak diinginkan secara manual.
5.Jalankan pertahanan microsoft offline.
Kesimpulan
Pada dasarnya menjaga perangkat elektronik tidak selalu dengan menjauhkan atau menjaga dari benda-benda keras atau bahkan dari cairan. Akan tetapi menjaga kesehatan perangkat lunak juga dirasa sangat perlu untuk bisa memaksimalkan kinerja perangkat, karena perangkat lunak sangat penting untuk bisa mengoptimalkan operasi windows yang ada di pc atau laptop kita. Belum lagi dengan perangkat malware sangat banyak tersebar melalui berbagai laman media internet, ditambah dengan penggunaan flashdisk atau hardisk eksternal yang tidak di cek terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Hal-hal tersebut biasanya menjadi asal-muasal malware atau virus itu mengganggu perangkat pc atau laptop kita. Memang sudah banyak literatur yang membantu kita untuk membersihkan malware atau virus di perangkat kita, akan tetapi bagi saya pribadi cara yang paling aman adalah jangan merubah pengaturan dari operasi windows itu sendiri, karena dari setiap perangkat pasti memiliki penangkal atau pencegah malware.
Supyani (201520105) mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, fakultas Dakwah, jurusan Bimbingan Konseling Islam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI